Viral di Medsos

Nasib Anak Polisi Ngaku Dianiaya Guru Supriyani, Masa Depan Terancam, Mendadak Curhat Begini ke Ibu

Nasib anak polisi yang mengaku dianiaya guru honorer Supriyani belakangan jadi sorotan. Masa depannya terancam, terduga korban curhat pilu ke ibunya.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Youtube
Nasib anak polisi yang mengaku dianiaya guru honorer Supriyani (kiri) belakangan jadi sorotan. Masa depannya terancam, terduga korban curhat pilu ke ibunya. Fitriani Nur (kanan). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kondisi dan nasib anak polisi Aipda Wibowo Hasyim yang mengaku dianiaya guru honorer bernama Supriyani belakangan jadi sorotan.

Pasca-kasus dugaan penganiayaan tersebut viral, anak polisi berinisial D (6) itu rupanya tak lagi bersekolah.

Hal itu lantaran D dikeluarkan dari sekolah gara-gara pihak sekolah membantah bahwa Supriyani telah memukuli D.

Seperti diketahui, guru Supriyani dibela asosiasi guru di Kecamatan Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara atas kasus dugaan penganiayaan terhadap anak polisi.

Asosiasi guru mendukung Supriyani dan membantah bahwa guru honorer 16 tahun itu telah menganiaya anak polisi, D.

PGRI di Kecamatan Baito juga mendesak pihak kepolisian membebaskan Supriyani yang dipernjara gara-gara berstatus tersangka.

Bukan cuma itu, PGRI Kecamatan Baito juga memuat ultimatum keras untuk terduga korban yakni D.

Bahwa asosiasi guru tersebut meminta sekolah-sekolah di Baito menolak D dan para saksi untuk bersekolah.

Tertera dalam surat dari PGRI Kecamatan Baito yakni 'siswa yang bermasalah dan yang menjadi saksi dikembalikan kepada orang tua masing-masing/dikeluarkan, dan sekolah se-Kecamatan Baito tidak boleh ada yang menerima siswa tersebut'.

Lantaran surat tersebut beredar dan diterima keluarga Aipda Wibowo Hasyim, korban kini bernasib pilu.

Masa depannya terancam lantaran belum bisa bersekolah lagi, kondisi D diungkap sang ibu, Fitriani Nur.

Dalam tayangan tv one news di Youtube, Fitriani Nur dan Aipda Wibowo Hasyim mengurai nasib anaknya yang disinyalir jadi korban penganiayaan Supriyani.

Ternyata D belakangan kena mental.

"Anak saya kalau secara fisik alhamdulillah sehat, biasa. Tapi secara mentalnya cukup terganggu semenjak ada ramai-ramai ini," akui Fitriani Nur, dilansir TribunnewsBogor.com, Selasa (29/10/2024).

Isi surat dari PGRI Kecamatan Baito yang membuat anak polisi terduga korban penganiayaan guru Supriyani tidak bisa lagi bersekolah
Isi surat dari PGRI Kecamatan Baito yang membuat anak polisi terduga korban penganiayaan guru Supriyani tidak bisa lagi bersekolah (kolase Youtube)

Pasca-kasusnya viral, D terduga korban juga sering bertanya ke ibunya soal nasibnya.

D bahkan sempat curhat ke sang ibu soal alasan kenapa ia tidak bersekolah lagi.

Padahal D harusnya mengenyam pendidikan di kelas 1 SD.

"Anak saya bingung kenapa banyak orang, kenapa saya dibawa ke sana, dibawa ke sini. Kenapa saya tidak sekolah," pungkas Fitriani.

Mendengar curhatan sang putra, Fitriani terpaksa berbohong.

Namun rupanya terduga korban kadung curiga dengan nasibnya.

"Saya sempat sampaikan 'tanggal merah nak, libur'. Tapi dia buka HP 'tidak merah ibu di HP, kenapa saya tidak sekolah?'," ujar Fitriani Nur.

"Keputusan tidak sekolah itu semenjak ada surat dari Kecamatan Baito. Surat ini dikirim ke grup sekolah dan ditujukkan ke Polsek ke kantor-kantor. Kami kan merasa ada penolakan luar biasa dari PGRI kecamatan," akui Fitriani.

Baca juga: Senyum Istri Polisi Dengar Bantahan Guru Honorer Supriyani, Ungkit Peluk dan Tangis Saat Ngaku Mukul

Cerita terduga korban

Sementara itu, Aipda Wibowo Hasyim dan Fitriani Nur akhirnya buka suara soal kronologi dugaan penganiayaan yang dilakukan Supriyani kepada D.

Diakui Aipda Wibowo Hasyim, anaknya tidak pernah mengadu, tapi ia yang menemukan fakta.

"Saya bukan menerima informasi, anak ini tidak pernah memberikan informasi ke orang tuanya. Hanya di hari Jumat itu pada saat saya mau mandikan untuk berangkat sholat jumat, di situlah saya ketahui ada bekas luka di paha belakangnya. Pada saat saya dapat itu, luka satu garis lurus itu ada yang bagian ujung itu masih bengkak berair, saya duga kemungkinan besar itu bekas pukulan," ungkap Aipda Wibowo Hasyim.

Saat mendapati tubuh anaknya ada memar dan luka melepuh, Aipda Wibowo Hasyim dan istrinya pun tersentak.

Terlebih saat D menyebut peristiwa pilu yakni saat ia dianiaya guru Supriyani.

"Anak tidak pernah cerita sama sekali. Akhirnya setelah saya dapatkan itu, saya panggil ibunya, kata ibunya coba tanya anaknya, anakmu ini kena pukul orang," ujar Aipda Wibowo Hasyim.

"Kan waktu itu mandi, karena saya desak, dia (anak) hanya menangis, saya pakaikan baju, kan saya panggil mas 'sayang enggak sama ibu?'. (Kata korban) 'sayang ibu'. (Fitri tanya ke korban) 'Mas mau tidak kalau ibu sedih? coba ceritakan betul-betul kenapa luka di paha mas'. Anak sambil menangis bilang 'aku dipukul mamanya Alfa, bu Supri. Aku enggak selesai menulis. (Dipukul pakai apa?) 'pakai sapu'," kata Fitriani.

Tak lantas percaya, Fitriani sempat berkali-kali bertanya ke anaknya soal siapa yang menganiayanya.

"Dikonfirmasi mama yang lain, sama temannya, dia bertahan dengan nama itu (Supriyani). Terus saya tanya 'siapa teman-temanmu yang lihat (kejadian)'. Dia sebutkan beberapa nama (saksi)," akui Fitriani Nur.

"Anak saya sembunyikan memang, dia tidak sampaikan ke saya. Saya mandikan dia (Jumat sore setelah dugaan kekerasan), dia (korban) kesakitan 'ih jangan keras-keras bu'. Saya siram badannya, saya perhatikan ada bekas merah kehitaman, saya tanya 'kenapa ini'. Dia menghindar, dia sampaikan aku jatuh sama papa," sambungnya.

Pasca-kejadian tersebut, Fitriani mengaku tak langsung melaporkan guru Supriyani.

Pihak terduga korban dan pelaku beberapa kali menjalani mediasi.

Bahkan Fitriani menyebut Supriyani sempat mengakui perbuatannya.

Namun entah kenapa sekarang Supriyani membantahnya hingga menuai kehebohan.

"Saya bertanya ke yang bersangkutan, bu Supriyani 'apakah memang betul sampeyan melakukan itu?'. Di depan polisi dia (Supriyani) menangis dan mengangguk," kata Fitriani.

Baca juga: Pengakuan Anak Polisi Dipukul Guru Honorer Supriyani, Bawa Saksi Teman Kelas ke Persidangan

Terkait cerita Fitriani tersebut, guru Supriyani buru-buru membantahnya.

Ditegaskan Supriyani, ia tidak pernah mengakui penganiayaan terhadap D.

Sebab faktanya Supriyani memang tidak pernah memukuli muridnya.

"Tidak pernah (saya mengaku telah menganiaya murid). Saya menolak, kenapa saya harus minta maaf ke rumahnya padahal saya kan enggak salah, saya enggak melakukan," tegas Supriyani.

Untuk diketahui, kini kasus penganiayaan yang dilaporkan Aipda Wibowo Hasyim atas pelaku Supriyani telah masuk ke meja hijau.

Sempat ditahan di kejaksaan, Supriyani akhirnya mendapatkan penangguhan penahanan.

Kendati demikian, prosesi persidangan guru Supriyani hingga kini masih berjalan.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved