Guru Hajar Siswa
3 Kasus Viral Guru Diduga Pukul Murid, Kejadian di Bogor Paling Plot Twist, Sang Guru Masih Sembunyi
Sederet kasus terkait guru dituduh menganiaya murid tengah viral di linimasa. Ada tiga kasus yang disorot termasuk kejadian di Bogor.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus guru dituduh aniaya dan menghajar murid belakangan viral usai terjadi di beberapa kota di Indonesia.
Ada tiga kasus guru diduga memukuli siswanya yang jadi perbincangan satu Indonesia.
Yakni kasus guru Supriyani yang dituding memukuli anak polisi, Aipda Wibowo Hasyim.
Kedua, kasus guru disinyalir menghajar murid dialami guru SD di Wonosobo bernama Marsono.
Guru olahraga yang karib disapa Pak Son itu dituduh memukul wajah siswa kelas 3 SD.
Ketiga, kasus yang paling terbaru dan sedang jadi sorotan adalah terjadi di Bogor.
Seorang guru SMP disebut menghajar muridnya hingga babak belur dan tak sadarkan diri.
Dari ketiga kasus tersebut, kasus yang terjadi di Bogor dinilai yang paling plot twist alias tak disangka kebenarannya.
Seperti apa faktanya?
1. Kasus Pak Guru di Bogor pukuli murid SMP hingga babak belur
Kasus guru diduga menganiaya muridnya baru-baru ini terjadi di Bogor.
Seorang siswa SMP berinisial MLI (14) babak belur usai dihajar oleh oknum guru di SMP PGRI 11 Kota Bogor.
Atas kasus yang menimpa sang putra, orang tua MLI, M Umar pun melaporkan oknum guru temperamen tersebut ke pihak kepolisian.
Kepada awak media, Umar menceritakan momen pilu saat anaknya dihajar pak guru.
Ternyata awalnya, orang tua korban diberi tahu dari pihak sekolah bahwa MLI luka-luka karena jatuh di sekolah.
"Pulang ke rumah (korban) dalam kondisi babak belur dan pihak sekolah bilang itu jatuh di kamar mandi," kata Umar kepada TribunnewsBogor.com.
Namun selang sehari kemudian, ada murid yang bercerita ke orang tua MLI bahwa MLI babak belur bukan karena jatuh, tapi dihajar oleh oknum guru.
"Ada murid dan orang tua murid mengatakan bahwa anak saya itu bukan jatoh, tapi dihajar sampai pingsan, terus setelah pingsan itu ditendang," ungkap Umar.
Perihal kronologi anaknya dihajar, Umar tampak pilu.
Sebab korban yang berstatus sebagai ketua kelas justru diperlakukan tak pantas oleh gurunya.
Awal mula dugaan penganiayaan itu terjadi saat korban ketahuan mengobrol dengan teman-temannya di belakang kursi di area majelis sekolah.

Melihat hal tersebut, oknum guru itu kesal melihat tingkah korban.
"(Korban) sambil dijewer, (guru bilang) 'kamu sebagai ketua kelas harus memberi contoh yang baik sama teman-temannya. Mau lagi gak?'. Pas anak saya bilang 'enggak pak' itu anak saya langsung dihajar sampai pingsan," pungkas Umar.
Kecewa anaknya dihajar guru dan dibohongi, Umar kian terkejut saat tahu respon dari pihak sekolah.
Diungkap Umar, pihak sekolah justru berniat mengeluarkan korban pasca-kejadian.
"(Korban) Datang ke sekolah ingin keluar dari sekolah itu, cuman dari pihak kepala sekolah (bilang) 'sebaiknya MLI harus keluar', ya udah saya juga emang mau keluar. Dengan seperti itu saya bukan menantang, tapi saya emang dari awal pun saya mau anak saya keluar. Ya, (kata pihak sekolah) lebih baik keluar saja gitu, daripada bandel lebih baik keluar aja," imbuh Umar.
Bukan cuma keputusan pihak sekolah yang ingin mengeluarkan korban dari sekolah, hal plot twist lainnya adalah kepala sekolah tak langsung memberikan sanksi untuk terduga pelaku penganiayaan.
Alih-alih dipecat, oknum guru yang diduga menghajar MLI itu malah diminta tidak masuk ke sekolah dulu sampai masalah ini selesai.
Diungkap kepala sekolah, Dede Wahyu, ia memang sengaja meminta oknum guru tersebut untuk tidak mengajar dulu.
Perihal sosok guru tersebut, Dede menyebut guru yang dituduh menganiaya MLI adalah guru pembimbing yang sudah mengajar 7 tahun di sekolah swasta tersebut.
Terkait kasus tersebut, Dede membenarkan ada pelanggaran yang terjadi di sekolahnya.
Hal itu diketahui Dede setelah bertanya ke para muridnya.
"Hari Selasanya, saya kemudian mulai mencari informasi, ke anak-anak yang memang saat itu menyaksikan (momen MLI dihajar guru). Ya memang diakui saat itu ada pelanggaran, tindakan yang menurut kami berlebihan, sehingga menyebabkan ada luka lebam di bagian wajah," akui Dede.
Baca juga: Kepsek Bocorkan Masa Kelam Siswa SMP Bogor Sebelum Dihajar Guru, Ibu Emosi : Kalau Ngeyel Ya Wajar
Kendati demikian, Dede membantah pihak sekolah sempat membohongi orang tua murid atas kasus penganiayaan MLI.
Diakui Dede, ia sebelumnya tidak tahu atas kejadian tersebut karena tidak berada di TKP.
"Jadi setelah kejadian itu si anak itu dibawa ke tempat wudhu dibersihkan wajahnya. Waktu itu belum ada yang tahu ceritanya gimana. Si gurunya (terduga pelaku) juga masih syok kelihatannya," kata Dede.
Kasus yang resmi dilaporkan itu kini tengah diselidiki Polres Bogor Kota.
Kasat Reskrim Polres Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho pihaknya bakal menerapkan Pasal 76c junto 80 UU perlindungan perempuan dan anak.
Terduga pelaku yakni oknum guru tersebut pun terancam penjara 3 tahun 6 bulan.
Polisi pun telah memeriksa tiga saksi atas kasus tersebut dan sedang mengumpulkan bukti lainnya.
Hingga kini, oknum guru yang diduga menghajar muridnya itu masih sembunyi lantaran belum diperbolehkan masuk sekolah lagi.
2. Kasus Bu Supriyani dituding aniaya anak polisi
Sebelum kasus di Bogor merebak, kasus guru diduga menganiaya muridnya yang lebih dulu viral adalah menimpa guru Supriyani.
Guru honorer asal Kecamatan Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara itu dituduh memukuli anak polisi Aipda Wibowo Hasyim berinisial D (6).
Atas tuduhan tersebut, guru Supriyani pun dijadikan tersangka dan sempat dipenjara.
Namun lantaran kasusnya viral, Supriyani akhirnya mendapatkan penangguhan penahanan.
Kasus Supriyani hingga kini masih jadi sorotan lantaran telah masuk ke tahap persidangan.
Dalam pembelaannya, Supriyani terus membantah bahwa dirinya tidak pernah menganiaya muridnya.
"Saya tidak tahu juga kenapa ada laporan (ke polisi atas kasus penganiayaan), kenapa saya yang dituduh, padahal saat itu saya tidak masuk ke sini (ke kelas korban saat kejadian)," tegas Supriyani.
Terlebih dari bukti yang ada, Supriyani menyebut bahwa luka yang ditemukan di tubuh korban adalah luka melepuh.
Sedangkan Supriyani dituduh memukuli korban menggunakan sapu.
Karenanya, Supriyani ragu jika luka yang ada di tubuh korban adalah luka akibat pukulan dengan sapu.
"Saya sempat lihat lukanya (korban) 'coba nak lihat lukanya' Ternyata lukanya luka melepuh. Saya tidak melakukan itu karena saat itu saya ada di kelas saya," kata Supriyani.
Baca juga: Terbongkar Kebohongan Guru Tantrum yang Hajar Siswa SMP Kota Bogor, Korban Ketakutan Depan Ibunya
3. Kasus Pak Son dituduh hajar siswa kelas 3 SD
Selain Supriyani, kasus berikutnya soal guru diduga menghajar muridnya juga terjadi di Wonosobo, Jawa Tengah.
Seorang guru bernama Marsono alias Pak Son dituduh memukuli wajah siswa kelas 3 berinisial Al.
Atas tuduhan tersebut, Pak Son tegas membantahnya.
Diakui Pak Son, ia hanya melerai siswanya yakni Al yang sedang berkelahi dengan murid lainnya saat pelajaran olahraga.
Pak Son bercerita bahwa dirinya mendorong bahu Al dan mencegah muridnya bertengkar di jalanan.
Tak disangka momen tersebut justru ditangkap lain oleh Al.
Kepada ibunya yakni Ayu Sondakh, Al bercerita bahwa ia baru saja ditampar oleh Pak Son.
Hal itu sontak membuat Ayu Sondakh murka dan langsung mendatangi sekolah.
"Anak saya mengadu telah ditampar oleh Pak Marsono saat mata pelajaran olahraga di luar sekolah," kata Ayu Sondakh.
Dalam pertemuannya dengan Pak Son, Ayu disebut-sebut sempat meminta uang ganti rugi Rp70 juta, lalu diturunkan menjadi Rp30 juta dan terakhir Rp15 juta.
Ogah memenuhi permintaan orang tua siswa tersebut, Pak Son pasrah dilaporkan ke polisi.
Kasus itu pun akhirnya viral dengan masifnya postingan netizen membela Pak Son dari intimidasi pihak Ayu.
Satu bulan kasusnya berlarut-larut, Pak Son akhirnya bernapas lega.
Sebab pada Selasa (29/10/2024) kemarin, pihak Ayu Sondakh akhirnya mau mencabut laporan ke polisi.
Kasatreskrim Polres Wonosobo, AKP Arif Kristiawan menyebut hasil mediasi yang tercipta adalah Pak Son dan Ayu bersepakat untuk berdamai tanpa embel-embel menagih uang ganti rugi.
Dalam perdamaian itu, Pak Son juga mengurai permintaan maaf kepada Ayu.
"Di sini saya mohon maaf, semata-mata perbuatan saya mendidik bukan untuk melukai (murid), (tapi) untuk melerai, bukan bermaksud menyakiti atau bermaksud mencederai.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
Supriyani
aniaya
Pak Son
Marsono
SMP PGRI 11
Konawe Selatan
Wonosobo
guru
TribunnewsBogor.com
Kota Bogor
viral
Guru SMP PGRI 11 Bogor Berharap Keluarga Siswa yang Dihajarnya Mau Berdamai, Ibu Korban Bereaksi |
![]() |
---|
Kondisi Guru SMP PGRI 11 Kota Bogor yang Hajar Siswaya Sendiri Terungkap, Nasibnya Terselamatkan |
![]() |
---|
Sesalkan Ada Pengajar Hajar Siswa, Pj Wali Kota Bogor Akan Panggil Sang Oknum: Guru Harus Sabar |
![]() |
---|
Masih Terjadi Guru Tantrum Hajar Siswa SMP Kota Bogor, Hery Antasari Prihatin : Saya Minta Maaf |
![]() |
---|
Siswa SMP yang Bonyok Dianiaya Oknum Guru Pindah Sekolah, Pilih MTS di Area Bogor Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.