10 Tahun Mengajar Tanpa Minta Upah Sepeser Pun, Guru Ngaji di Bogor Nangis Anaknya Belum Bayar SPP
Guru ngaji di Tamansari Bogor ini mengajar ngaji tanpa minta bayaran sama sekali, ia tetap sabar meski anaknya belum bayar SPP 3 bulan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Guru ngaji di Bogor ini menangis karena anaknya belum bayar SPP.
Meski begitu, dirinya tetap tidak mau meminta bayaran atas jasanya sebagai guru ngaji.
Meski kekurangan, pasangan suami istri ini lebih memilih mencari uang sebagai tukang urut dan menjual bedak keliling.
Pasangan suami istri yang kerap disapa Umi dan Abi ini merupakan warga Kampung Gadog Kaler, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Keduanya mengajar ngaji anak-anak di sekitar rumahnya sudah sejak 10 tahun yang lalu.
Mereka mengajar mengaji di rumah mereka yang sederhana.
Selama 10 tahun mengajar mengaji, Abi dan Umi tak pernah meminta bayaran sama sekali.
Saat ditanya kenapa tidak minta bayaran, Abi pun megaku dirinya ikhlas karena Allah SWT.
"Mau ngaji saja sudah Alhamdulillah," kata Abi dikutip dari akun TikTok @abifahira, Jumat (8/11/2024).
Di rumah sederhananya itu, Abi dan Umi memiliki lebih dari 30 murid yang setiap hari mengaji.
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Abi bekerja sebagai tukang urut keliling.
Tak hanya itu, Abi juga memelihara sedikit kambing milik sendiri, dan beberapa titipan orang lain.
Sementara istrinya, kerap membantu perekonomian keluarga dengan berjualan keliling kampung.
Umi biasa menjual bedak dan barang lainnya ke warga sekitar.
Keduanya dikaruniai tiga anak, putra pertamanya kini sedang mondok di pondok pesantren.
Sementara dua anaknya masih tinggal dengan Umi dan Abi di rumah.
Anak pertamanya, Rajib, sudah menunggak SPP di pondok selama tiga bulan.
Tidak mengeluh, Umi dan Abi hanya meminta kepada pihak pondok untuk mengurangi jatah makan sang anak.
Hal itu agar putranya tetap diperbolehkan mondok selama Abi dan Umi mencari uang untuk membayar tunggakan SPP.
Saat didatangi Abi Fahira, keduanya pun menangis karena mendapat banyak sembako.
Keduanya tak menyangkan bahwa keikhlasannya mengajar mengaji justru membawanya pada rezeki tak terduga.
Bukan cuma sembako, mereka juga diberi uang untuk biaya mondok anak pertamanya.
"Umi katanya anaknya di pondok belum bayar SPP 3 bulan? Benar Abi?," tanya Abi Fahira.
Mendengar itu, Umi dan Abi pun hanya menunduk lalu mengangguk.
Kemudian Abi Fahira memberikan amplop berisi uang untuk biaya sang anak.
"Ini bayar anaknya, Rp 3,5 juta buat sekolah anaknya ya," kata Abi Fahira lagi.
Sontak Umi dan Abi pun langsung menangis tersedu-sedu.
"Jangan suruh anaknya makan 2 kali sehari, harus makan 3 kali sehari seperti teman-temannya ya," kata Abi Fahira.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Luas Lahan Milik Pemkot Bogor di TPA Galuga, Sisa 25 Hektarer di Wilayah Pemkab Bogor |
![]() |
---|
Ternyata Segini Luas Lahan Milik Pemerintah Kota Bogor di TPA Galuga, Kini Tersisa 25 Hektare |
![]() |
---|
Wakil Bupati Bogor Serap Aspirasi di TPA Galuga, Pekerja Minta Ada Sirine Tanda Bahaya |
![]() |
---|
Anak Buahnya Meninggal di TPA Galuga Bogor, Dedie Rachim: Kota Bogor Sangat Kehilangan |
![]() |
---|
Operator Alat Berat Tewas Tertimbun Longsor Sampah, Wabup Bogor Jaro Ade Tinjau TPA Galuga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.