Kunci Jawaban
Kunci Jawaban PMM Modul 2: Praktik pendidikan kolonial apa yang pernah Anda lakukan selama jadi guru
Simak kunci jawaban soal Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif dalam Modul 2 Mendidik dan Mengajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Penulis: Tiara A. Rizki | Editor: Tiara A. Rizki
CERITA REFLEKTIF
Praktik pendidikan kolonial apa yang pernah Anda lakukan selama menjadi guru?
- Alternatif Kunci Jawaban
Praktik pendidikan kolonial yang pernah saya lakukan selama menjadi guru adalah melakukan diskriminasi terhadap siswa dan menuntut para siswa untuk mencapai target-target penilaian saya dalam materi pelajaran yang saya ajarkan.
Selain itu, saya melakukan pembelajaran yang membuat siswa fokus pada nilai. Saya menekankan kemampuan kognisi siswa seperti latihan soal secara intensif ketika menjelang ujian. Sehingga, ketika siswa mendapat nilai kurang, saya memandang siswa gagal dalam belajar.
================
Sebagai informasi, berikut contoh praktik pendidikan kolonial yang masih sering dipraktikkan guru:
- Mengabaikan keberagaman budaya dalam kelas dan memberikan prioritas pada nilai dan norma dari budaya mayoritas.
- Memberikan penekanan terlalu banyak pada aspek akademik semata, tanpa memperhatikan aspek sosial dan emosional siswa.
- Mengajarkan sejarah yang tidak mengakomodasi sudut pandang yang berbeda, dan hanya menampilkan versi yang di anggap benar oleh pihak otoritas.
- Memaksakan standar pendidikan asing, seperti kurikulum dan metode pengajaran, tanpa mempertimbangkan konteks lokal.
- Mengabaikan bahasa dan budaya lokal, dan lebih memfokuskan pada pengajaran bahasa asing atau budaya asing yang di anggap lebih bergengsi.
Selain itu, ada deretan contoh praktik pendidikan lainnya, yakni:
1. Kesengajaan melakukan perbedaan-perbedaan untuk mempertahankan perbedaan sosial.
Pemerintah Belanda pada saat itu menerapkan prinsip dualisme. Dalam prinsip itu, pemerintah dengan sengaja menekankan perbedaan-perbedaan yang memperkuat perbedaan sosial di masyarakat.
2. Desain pendidikan yang sengaja dibuat serendah mungkin untuk anak Pribumi
Ciri kedua ini dikenal dengan prinsip gradualisme yakni prinsip yang berupaya menciptakan pendidikan untuk Pribumi dengan serendah mungkin. Alasan lainnya ialah karena pemerintah Belanda saat itu tidak ingin keluar uang banyak untuk operasional pendidikan.
3. Sulitnya melakukan perubahan pendidikan akibat rumitnya birokrasi
Pada saat itu, kebijakan pendidikan ditentukan oleh pemerintah pusat di Belanda. Dengan kata lain, pendidikan saat itu dikontrol dengan sangat ketat oleh pemerintah pusat. Akibatnya, guru tidak memiliki peran dan pengaruh terhadap kebijakan pendidikan di Hindia-Belanda.
4. Semua sekolah harus berorientasi gaya barat
Aspek-aspek pendidikan saat itu wajib berkiblat pada barat dan modernitas. Mulai dari kurikulum hingga materi pembelajaran. Meski demikian, pendidikan gaya barat ini memiliki aspek positif, yakni dapat memperluas wawasan anak pribumi tentang dunia global.
5. Tidak adanya rancangan pendidikan yang sistematis
Pendidikan pada masa itu tidak dirancang dengan sistematis. Akibatnya, pendidikan terus mengalami perubahan dan percobaan akibat protes dari golongan pribumi yang menuntut agar pendidikan pada saat itu dibuat menyeluruh tanpa adanya rintangan.
(TribunnewsBogor.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.