Pilgub Jabar 2024

Debat Sengit Cagub-Cawagub Jabar di Bogor, Paslon 1 dan 4 Saling Sentil Entaskan Kemiskinan

Debat pasangan calon Gubernur Jawa Barat dan calon Wakil Gubernur Jawa Barat di Gedung IPC PMLI, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor memanas.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Muamaruddin Irfani
Debat Pasangan Cagub-cawagub Jabar di Gedung IPC PMLI, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu (23/11/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Debat pasangan calon Gubernur Jawa Barat dan calon Wakil Gubernur Jawa Barat di Gedung IPC PMLI, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor memanas.

Hal itu terjadi ketika memasuki segmen di mana masing-masing pasangan calon diberikan kesempatan untuk bertanya terhadap paslon lainnya.

Pasangan calon nomor urut satu berkesempatan menanyakan upaya apa saja yang akan dilakukan untuk menekan angka kemiskinan di wilayah Cianjur selatan.

Calon Gubernur nomor urut 4, Dedi Mulyadi menjawabnya dengan mengatakan bahwa kemiskinan yang terjadi di Cianjur Selatan terjadi karena terkendala aspek transportasi yang menghubungkan ke pusat kota.

"Itu harus dibuka dengan membangun jalan yang dihidupkan wilayah pesisir selatan dan wilayah pedalaman selatan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan," ujarnya, Sabtu (23/11/2024).

Kemudian Dedi Mulyadi mengatakan diperlukan dorongan birokrasi digital ke wilayah pedesaan agar mereka memiliki akses informasi yang kuat.

Sehingga mereka bisa menceritakan kemajuan dan kemakmuran serta berbagai kekayaan alam di wilayahnya.

Lalu ia menyebut bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk wilayah terisolir perlu ditingkatkan agar infrastrukturnya semakin membaik.

Namun jawaban Dedi Mulyadi disentil oleh Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Gitalis Dwinatarina.

Ia menambahkan jawaban dari Paslon nomor urut 4 yang dirasanya kurang lengkap.

"Saya lengkapi jawaban nomor 4 sesempurna mungkin, adanya asuransi sosial yaitu memberikan perlindungan bagi masyarakat miskin melalui program jaminan kesehatan dan pendidikan gratis," katanya.

"Berikutnya fasilitasi UMKM lokal meningkatkan keterampilan dan akses pasar produk lokal. Berikutnya pembangunan kawasan ekonomi khusus, yaitu mengundang investor untuk membuka lapangan kerja di wilayah perbatasan," tambahnya.

Pernyataan Gitalis Dwinatarina itupun menuai reaksi dari Dedi Mulyadi yang menyentil baliknya dengan mengatakan bahwa hal tersebut telah tertuang di dalam visi misinya.

"Paslon 1 tidak memperhatikan visi misi awal kami menyampaikan harus ada upaya perlindungan terhadap kesehatan, kecelakaan kerja, jaminan hari tua bagi para petani dan nelayan itu termasuk masyarakat yang ada di cianjur selatan, jalur selatan karena mayoritas warga desa itu profesinya dua petani dan nelayan," katanya.

Kaitan UMKM, Dedi Mulyadi mengatakan koperasi dah berbagai produksi lainnya akan terbuka dengan sendirinya manakala akses wilayah telah dibuka.

Sebab menurutnya secara umum masyarakat Jawa Barat khususnya memiliki kemandirian dalam berusaha.

"Kalau aksesnya tidak dibuka, akses teknologi informasinya dibuka maka daerah itu akan tumbuh dengan sendirinya," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved