Dukung Program Makan Bergizi, IPB Gandeng Amerika Serikat, Peternak Sapi Perah di Bogor Bergairah

Realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa di Bogor saat ini memasuki hari kedua, Selasa (7/1/2025).

|
Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne
Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkuat kemitraan dengan United States Dairy Export Council (USDEC) untuk mendukung peningkatan produksi susu sapi perah di Indonesia, Selasa (7/1/2025) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa di Bogor saat ini memasuki hari kedua, Selasa (7/1/2025).

Diketahui menu yang disediakan pada tahap awal Program Makan Bergizi Gratis ini terdiri dari nasi, ayam, capcai, tahu dan pisang.

Tak ditemukan susu dalam pelaksanaan MBG hingga hari kedua.

Meski demikian, program MBG ini rupanya tetap disambut antusias peternak sapi perah.

Ferry Kusmawan, Ketua Asosiasi Peternak Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Jawa Barat menjelaskan, Program Makan Bergizi Gratis mampu meningkatkan penjualan peternak susu sapi.

Lanjut Ferry, program MBG membuat peternak susu sapi khususnya di wilayah Bogor dapat sedikit tersenyum.

"Untuk peternaknya sendiri di Bogor, daya serap susu lebih bagus. Harga juga sekarang lebih baik dibanding sebelumnya. Jadi saya harap sih dengan ada program seperti ini, pemerintah memperhatikan peternak biar lebih sejahtera," ucapnya.

Terkait distribusi susu sapi, Ferry membeberkan, jika produksi susu dari wilayah Bogor menyumbang ribuan liter per hari.

"Sehari itu, karena kita masuknya kelompok, di Bogor itu satu harinya baru di 5.000 kilogram," jelasnya.

Genjot peningkatan produksi susu

Di sisi lain, Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkuat kemitraan dengan United States Dairy Export Council (USDEC) untuk mendukung peningkatan produksi susu sapi perah di Indonesia. 

Kerja sama yang juga melibatkan New Mexico Department of Agriculture (NMDA) ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas susu nasional yang selama ini hanya mampu memenuhi 20 persen kebutuhan domestik, sedangkan 80 persen sisanya masih bergantung pada impor.

Rektor IPB Arif Satria menjelaskan, permasalahan yang terjadi dipeternak adalah minimnya literasi peningkatan produktifitas.

"Rata-rata produksi susu sapi perah di Indonesia hanya 12,5 liter per ekor per hari. Dengan pendampingan yang intensif, kami berharap bisa meningkatkannya menjadi 15 hingga 20 liter per hari," ujar Arif.  

"Banyak dari mereka hanya melanjutkan usaha keluarga tanpa pemahaman mendalam tentang teknik peningkatan produktivitas sapi perah," tambah Arif.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved