Demul Minta SMAN 6 Depok Batalkan Study Tour ke Bali, Biayanya Bikin Menjerit: Mending Urus Sampah

Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengomentari pemberitaan soal study tour di SMAN 6 Depok.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TikTok Dedi Mulyadi Official dan Meta AI
DEDI MULYADI LARANG STUDY TOUR - Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengomentari pemberitaan soal study tour di SMAN 6 Depok. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengomentari pemberitaan soal study tour di SMAN 6 Depok.

Agenda study tour itu kabarnya sampai membuat orang tua siswa menjerit karena biayanya yang tinggi.

"Ada orang tua yang keberatan terhadap kegiatan study tour di SMAN 6 depok dengan biaya Rp 3,5 juta kalau ditambah uang saku dan lain-lain bisa Rp 4,5 - 5,5 juta," kata Demul dikutip dari akun TikToknya @dedimulyadiofficial, Sabtu (15/2/2025).

Padahal sebelumnya, Dedi Mulyadi sudah mengimbau kepada sekolah se-Jawa Barat untuk tidak melakukan study tour, bahkan menjual seragam sekolah.

Nantinya, setelah dilantik pada 20 Februari 2025, Demul akan membuat keputusan tertulis.

"Memang saya belum dilantik, saya hanya bersifat imbauan, belum bisa jadi keputusan tertulis," katanya.

Dedi Mulyadi menjelaskan, study tour sesungguhnya merupakan sebuah orientasi berpikir yang bisa digunakan untuk dunia pendidikan, mengarahkan anak-anak melakukan pengkajian, penelitian pada sebuah tempat yang dikunjungi.

Jika sekolah mau fokus pada kalimat study tour, sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus ke luar kota.

"Sampah di Depok menjadi masalah besar, itu bisa jadi rangkaian study. Di mana anak-anak jurusan IPA bisa menggunakan metodologi bakteri sebagai pengurai sampah," jelas dia.

Sekolah, kata Demul, bisa menggerakkan siswanya untuk melakukan penelitian, berstudi ke stiap rumah untuk mengajarkan bagaimana cara mengurai sampah, memilah mana organik dan anorganik sehingga tidak jadi masalah.

Selain itu, siswa juga bisa diajak study ke industri yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

"Misal memperlajari percepatan proses produksi, bagaiamana menggunakan robot sebagai kekuatan teknologi hari ini, bagaimana proses produksi membuat minyak goreng, membuat motor, tekstil, dan industri lainnya," kata dia lagi.

Hal-hal sederhana dan dekat itu menurut Demul bisa dijadikan bahan study dan kajian para siswa.

"Tapi kalau pergi ke Bali, itu namanya wisata, piknik. Boleh banget dan itu hak setiap orang, tapi tidak dilembagakan pada kebijakan di sebuah lembaga formal," ungkapnya.

Kini yang menjadi masalah, kata Demul, dengan alasan study tour itu, banyak anak-anak kurang mampu yang merasa minder.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved