Respon Ayah Siswa SMP Mardi Waluya Bogor Usai Anaknya Di-blacklist 2 Tahun, Tak Datang Minta Maaf
Pemain basket dari SMP Mardi Waluya Cibinong akhirnya mendapat sanksi dari Persatuan Basket Indonesia (Perbasi) Pusat.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pemain basket dari SMP Mardi Waluya Cibinong akhirnya mendapat sanksi dari Persatuan Basket Indonesia (Perbasi) Pusat.
Sanksi itu berupa penambahan hukuman untuk RSC agar tidak bermain dalam pertandingan basket di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Perbasi Kota Bogor hanya memberikan sanksi larangan bermain basket di Kota Bogor selama satu tahun.
Namun orangtua korban Shaquille, Alfath Tauhid, meminta agar hukuman terhadap RSC ditambah.
Ketua Umum Perbasi, Budisatrio Djiwandono akhirnya memutuskan menambah sanksi untuk pelaku.
Menurut Budisatrio Djiwandono, DPP Perbasi telah menurunkan tim dalam menyikapi insiden pemukulan yang terjadi saat pertandingan basket di Kota Bogor.
"Memang setelah komunikasi dan pendalaman, terbukti dan terlihat jelas dalam rekaman bahwa ada unsur kesengajaan dan memang perlakuan yang tidak baik dari pemain yang bernama Reynard Cedric Sudirja," kata Budisatrio Djiwandono.
Menurut dia, setelah kejadian penyikutan, pemain bernama Reynard Cedric Sudirja itu langsung dikeluarkan dari pertandingan.
"Mungkin itu tidak terlihat dari pertandingan, tapi itu terjadi," kata dia lagi.
Budisatrio Djiwandono juga mengatakan, Perbasi Kota Bogor telah mengeluarkan rekomendasi dan menjatuhkan sanksi berupa skorsing atau larangan bermain basket selama satu tahun dalam seluruh pertandingan basket yang diselenggarakan oleh Perbasi Kota Bogor.
Setelah turun dan melihat kejadian secara keseluruhan, DPP Perbasi memutuskan beberapa untuk mencegah kejadian itu terjadi lagi.
DPP Perbasi pun memutuskan untuk menambah hukuman untuk pelaku.
"Kami memutuskan untuk memberikan sanksi kepada Reynard Cedric Sudirja dari SMP Mardi Waluya Cibinong, yaitu larangan bermain basket selama dua tahun dalam seluruh pertandingan yang ada di seluruh wilayah Indonesia, bukan cuma di Bogor," tegasnya.
Tak hanya pelaku, ia berharap kejadian ini juga bisa jadi pelajaran bagi semua, khususnya orangtua pelaku.
"Dua tahun kami larang, kami suspend untuk tidak bermain. Kami harap ini menjadi pembelajaran bagi semua. Semoga saudara Reynard Cedric Sudirja dan keluarga bisa belajar dari insiden ini," kata dia.
"Sekali lagi, tidak ada ruang untuk kekerasan di olahraga bola basket," tambahnya.
Sementara itu, ayah korban, Alfath Tauhid merespon sanksi ini dengan baik.
Rupanya sebelum ada sanksi tersebut, keluarga pelaku sudah datang ke rumahnya bersama pihak sekolah.
Pada foto yang diunggah oleh Alfath Tauhid, terlihat ibunda RSC dan pihak sekolah datang ke rumahnya.
Mereka berfoto bersama dengan korban, namun tidak terlihat ada ayah pelaku di foto itu.
"Permintaan maaf dari pihak sekolah dan keluarga pelaku kami terima.
Namun tuntutan penambahan hukuman tetap kami ajukan agar memenuhi rasa keadilan," tulis Alfath Tauhid.
Ia lalu memposting foto putranya dengan Ketum Perbasi, untuk merespon sanksi kepada pelaku.
"Alahmdulillah ada ketegasan dari @perbasi.ina melalui bapak Ketum @budidjiwandono terkait kasus pemukulan Shaquille," tulisnya.
Sementara itu, menurut ibu korban yang lain, Altaf, Nuni Mutaqien, ayah pelaku tidak hadir saat mediasi.
Ayah pelaku yang merupakan dosen sekolah tinggi pariwisata itu tak meminta maaf pada korban.
Pada mediasi dengan Perbasi Kota Bogor, ayah pelaku yang berinisial JS itu tidak hadir.
"Hanya dihadiri oleh ibunya," kata Nuni Mutaqien kepada TribunnewsBogor.com melalui pesan Instagram.
Ia kembali memastikan bahwa ayah pelaku tidak ikut.
"(Ayahnya) tidak hadir," kata dia lagi.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Cerita Agnia Ikut Job Fair Disnaker Kota Bogor, Ingin Dapat Tempat Kerja yang Lingkungannya Nyaman |
![]() |
---|
Antisipasi Bendera One Piece di Bogor, Polsek Kemang Sebar Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Bogor Rabu 6 Agustus 2025: Siang Cerah, Potensi Hujan Ringan pada Petang |
![]() |
---|
Daftar Lowongan Kerja di Job Fair Disnaker Kota Bogor, Banyak dari Outsourcing |
![]() |
---|
Pelaku Curanmor di Kota Bogor Jual Kendaraan ke Sukabumi, Kantongi Rp 500 Ribu Sampai Rp 1 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.