Banjir di Bogor
Taktik Jitu Dedi Mulyadi Cegah Hujan Agar Tak Banjir Susulan, Bukan Cuma Bongkar Hibisc Puncak Bogor
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengurai taktik jitu untuk mencegah hujan agar tak banjir susulan. Bukan cuma membongkar Hibisc Puncak Bogor saja.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Tak cuma reboisasi, Kang Dedi juga menyiapkan rencana khusus di wilayah Puncak Bogor.
Yakni dalam 10 hari ke depan, Dedi Mulyadi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan modifikasi cuaca.
Artinya Kang Dedi ingin agar tidak ada hujan lebat di wilayah Puncak Bogor.
"Menghadapi cuaca yang ekstrem, hujan yang deras yang diperingatkan oleh BMKG, antara tanggal 10 sampai 20 Maret 2025, mudah-mudahan saya tidak salah dalam melihat, Pemprov Jawa Barat akan melakukan modifikasi cuaca selama 10 hari dan mudah-mudahan modifikasi itu bisa mengurangi beban air yang jatuh ke wilayah rawan banjir," ungkap Kang Dedi.
Langkah cepat tersebut dilakukan Dedi untuk meringankan beban warga Jawa Barat yang terdampak banjir.
Pasalnya banjir telah menggenangi wilayah Bekasi, Karawang, Jakarta sejak Minggu (2/3/2025) bahkan di daerah Sukabumi baru tergenang banjir pada hari ini, Jumat (7/3/2025).
"Kami sudah memprosesnya. Mudah-mudahan langkah ini bisa meringankan beban masyarakat Jawa Barat yang mengalami kebanjiran, termasuk masyarakat DKI Jakarta. Karena hujan berasal dari wilayah hulu yang airnya mengalir ke Karawang, Bekasi, dan Jakarta," pungkas Kang Dedi.

Kata BMKG
Terkait dengan modifikasi cuaca yang bakal dilakukan Dedi Mulyadi di wilayah Jawa Barat, BMKG nyatanya telah mengurai analisa cuaca untuk beberapa hari ke depan.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdani dalam tayangan youtube tv one news menjelaskan prediksi cuaca di wilayah Jabodetabek untuk beberapa hari.
Tepat seperti perkiraan Dedi Mulyadi, diperkirakan mulai 8 Maret 2025 wilayah Jabodetabek akan diguyur hujan.
"Tanggal 7 potensi (hujan) ada di malam hari, tapi sudah menurun. Ada peningkatan lagi di tanggal 8, 9, 10. Kalau cuaca itu dinamis, tergantung dinamika atmosfer apa yang sedang aktif," pungkas Andri Ramdani.
Baca juga: Tingkah Ngeyel Bos Hibisc Puncak Bogor, Gambar Bajunya Disorot Dedi Mulyadi : Makanya Bencana
Adapun perihal cuaca di wilayah Jabodetabek, Andri menyebut memang sudah ada siklus tertentu.
Namun tiap tahunnya intensitas hujan di wilayah Jabodetabek bisa bertambah akibat pemanasan global.
"Siklus musim hujan kalau di Jabodetabek itu sudah jelas waktunya, Desember, Januari, Februari Maret. Ini bisa berulang setiap tahun. Bahkan dengan menghangatnya air laut atau isu global warming akan meningkatkan potensi cuaca ekstrem baik intensitas maupun frekuensi," kata Andri.
"10 tahun ke depan kita tidak tahu mungkin curah hujannya lebih tinggi. Di 2020 sangat ekstrem hingga 377 milimeter perhari di Jakarta. Bahkan di daerah hulu di Bogor di atas 200 milimeter perhari. Kemarin alhamdulillah Jakarta tanggal 3 (Maret) hujannya tidak terlalu tinggi, sedang sampai lebat saja. Namun Bekasi dan Tangerang itu cukup tinggi itu yang menyebabkan banjir besar," sambungnya.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
Dedi Mulyadi
Puncak
Hibisc Fantasy
hujan
banjir
Gubernur Jawa Barat
Bogor
Sukabumi
ViralLokal
Andri Ramdani
BMKG
Jabodetabek
Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor Ugal-ugalan, Rudy Susmanto Cabut Kewenangan SKPD Keluarkan Izin |
![]() |
---|
Saling Tunjuk Soal Hibisc Fantasy, Jaro Ade Pernah Pamer Wisata Puncak Bogor ke Demul: Akan Mendunia |
![]() |
---|
TERUNGKAP Pemicu Warga Puncak Ngamuk di Tempat Wisata Hibisc Fantasy, Dedi Mulyadi Tegas: Bongkar! |
![]() |
---|
Tak Puas Hanya Disegel, Masyarakat Puncak Bogor Ngamuk Robohkan Pintu Masuk Wisata Hibisc Fantasy |
![]() |
---|
Hibisc Fantasy Belum Dibongkar, Warga Asli Puncak Bogor Ngamuk: Buktikan Jangan Cuma Disegel! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.