Mitos Terowongan Paledang Bogor, Jeritan Pedih Masih Menghantui Warga Pada Malam Hari

"Saya menyaksikan waktu itu benturan orang itu seperti kapas, terlempar dan terpisah anggota tubuhnya," sambungnya.

Jojon, warga lainnya membeberkan bahwa sore hari pada saat itu suasananya tidak seperti biasa.

Pria yang menjabat sebagai ketua RW pada peristiwa maut itu bahkan masih menyimpan sebagian data korban kecelakaan.

"Jadi pertama kecelakaan itu, di sana ada jembatan besi satu orang kena yang di atas panik. Waktu itu di atap kereta penuh, lagi ngetrennya anak sekolah naik di atap kereta," ungkapnya.

"Pada saat itu korbannya pelajar 12 orang, yang tercatat sama saya itu rombongan pelajar dari Bekasi ada 22 orang," tambahnya.

Pasca peristiwa pilu itu, Jojon menjelaskan, sebagian warga mengalami peristiwa yang tak biasa.

"Jam satu malam ada yang teriak minta tolong, mama papa tolongin, gitu," ungkapnya.

"Pernah saya pulang dari Pasar Anyar melihat ada yang duduk di rel, terus saya baca surat pendek, pasa saya samperin hilang," tambahnya.

Di sisi lain, Ustaz Zaki Mirza merespon mitos yang terjadi pasca peristiwa pedih Terowongan Paledang Bogor.

Dia menjelaskan, warga Indonesia kebanyakan suka melebihkan suatu peristiwa.

"Setiap tempat yang pernah kejadian hal yang ngeri dan makan korban. Biasanya tempat itu punya aura seram, kadang ceritanya sering dilebih-lebihkan," tegasnya.

Menurutnya, setiap peristiwa berbau mistik bakal disampaikan berlebihan.

"Semua cerita yang mistik sampai ke telinga itu pasti lebay, banyak bumbunya," jelasnya.

"Orang Indonesia suka dengan cerita-cerita dimbumbuin, padahal ceritanya biasa-biasa saja," pungkasnya.