Kisah Kakek Penjaga Sekolah Nekat Jalan Kaki 35 KM, Penantian Panjang 21 Tahun Jadi Pelecut Semangat

Seorang penjaga sekolah bernama Karsin (49) asal Cikarang, Jawa Barat menjadi pusat perhatian.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Yudistira Wanne
dok tangkapan layar Pemkabbekasi
KAKEK PENJAGA SEKOLAH - Seorang penjaga sekolah bernama Karsin (49) asal Cikarang, Jawa Barat menjadi pusat perhatian. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang penjaga sekolah bernama Karsin (49) asal Cikarang, Jawa Barat menjadi pusat perhatian.

Di usianya yang senja, semangat Karsin masih tetap membara.

Betapa tidak, meski sudah paruh baya, Karsin nekat berjalan kaki sejauh 35 kilometer.

Bukan karena iseng, Karsin sengaja melakukan hal tersebut karena ingin menunaikan nazarnya.

Sebab penantian panjang selama 21 tahun mengabdi sebagai penjaga sekolah honorer di SDN Sukamantri 02, Kabupaten Bekasi, terbayar lunas.

Dia akhirnya dilantik menjadi PPPK.

Sebagai bentuk syukur, dia menunaikan nazarnya dengan berjalan kaki sejauh 35 km dari Kantor PGRI Tambelang ke Kompleks Perkantoran Pemda Bekasi di Cikarang Pusat. 

Dia memulai perjalanan nazarnya pada Selasa (25/3/2025) dengan izin resmi dari Polsek Tambelang.

Surat izin polisi itu digantung di tas yang dibawanya.

Walhadil dia menjadi sorotan banyak orang.

"Ini bentuk syukur saya setelah 21 tahun mengabdi. Saya sudah bernazar sejak 2013, jika suatu saat diangkat menjadi ASN, saya akan mengambil SK dengan berjalan kaki," ujar Karsin pada Rabu (26/3/2025).

Jejak karir

Sementara itu, Karsin mengawali kariernya sebagai honorer pada tahun 2004, setelah sebelumnya bekerja sebagai sopir.

Selama menjadi tenaga kependidikan, ia menghadapi banyak tantangan, termasuk penghasilan yang sangat minim di awal pengabdiannya.

"Dulu pertama kali honor saya hanya Rp50.000, kemudian meningkat menjadi Rp300.000 setiap tiga bulan," bebernya.

"Kalau dibilang cukup, tentu tidak. Tapi saya tetap mengabdi dengan niat mendidik, meskipun saya hanya penjaga sekolah, bukan tenaga pendidik," katanya.

Karsin juga menceritakan awal mula ia bernazar. 

Pada tahun 2013, ia mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kategori honorer THK 2 di SMPN 2 Lemahabang, namun belum berhasil lolos.

Saat itu, sepulang dari tes, ia mengalami kecelakaan kecil ketika mencari kambingnya yang lepas, hingga kukunya copot.

Dalam kondisi kesakitan, ia pun bernazar bahwa jika suatu hari diangkat menjadi ASN, ia akan menjemput SK-nya dengan berjalan kaki.

Kini, setelah penantian panjang, pengangkatannya sebagai ASN PPPK akhirnya terwujud.

"Ini buat nazar karena kalau diangkat PPPK," katanya.

 

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved