Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

ADU Nasib PKL Puncak dan Pegawai Hibisc Bogor, Kini Nganggur karena Digusur, KDM Ogah Disalahkan

Momen PKL Puncak Korban Gusur Adu Nasib dengan Pegawai Hibisc Fantasy Bogor, Dedi Mulyadi Tak Mau Disalahkan

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
ADU NASIB PKL DAN PEGAWAI HIBISC - Momen PKL Puncak Korban Gusur Adu Nasib dengan Pegawai Hibisc Fantasy Bogor, Dedi Mulyadi Tak Mau Disalahkan 

"Bukan urusan videonya, saya membantu kompensasi anda yang nganggur disini tapi saya minta tanggung jawab moral anda, bantu nanam pohon di sini. Anda gak mau bantu nanam satu pohon ?" kata Dedi Mulyadi dengan nada tinggi dan melotot.

"Kita pasti mau bantu di video itu janji hari ini," timpal pegawai.

"Sampai sata ini anda belum nanam pohon," kata KDM.

"Karena gak ada pemberitahuan," kata pegawai.

"Lho saya sudah nugasin," kata Dedi Milyadi.

Baca juga: UCAPAN Dedi Mulyadi Saat Marah Ditagih Gaji Pegawai Hibisc Fantasy Bogor : Anda Tuh Telah Berdosa

Di tengah perdebatan, PKL yang tadi awal kembali muncul.

"Maaf yah dek, adek saya nih yang kena bongkaran warung apa saya ada dapat ganti rugi, gak kan ?" kata pedagang.

Pegawai Hibisc Fantasy lantas menimpalinya dengan mengadu nasib.

"Pak saya warung dibongkar, rumah kebanjiran, sekarang pekerjaan hilang. Kalau mau ngadu nasib mah jangan gitu," kata pegawai.

 Ia lalu dipanggil Dedi Mulyadi.

Baca juga: Derita Karyawan Hibisc Fantasy Bogor Jelang Lebaran 2025, Gajinya Digantung Gubernur Dedi Mulyadi

"Anda warung dibongkar, rumahnya kebanjiran, saya datang mengeluarkan dana pribadi agar tidak kebanjiran lagi agar tidak ada musibah lagi, kalau mau nyalahin bukan sama saya, sama orang yang melanggar," kata Dedi Mulyadi.

"Gak nyalahin juga sih maksudnya," timpal pegawai yang lain.

Dedi Mulyadi menganggap para pegawai ini merasa tingkatannya lebih tinggi dibanding pekerja lain yang bersedia menanam pohon.

"Saya oranng sunda, jangan ngamenak (merasa ningrat/sultan), saya cuma minta nanam pohon, kan saya minta ajakin yang di sini nanam pohon, masa nanam satu pohon aja gak mau, anda telah berdosa di sini, dosa terhadap lingkungan, orang mennggal. Anda mendapat gaji dari rintihan orang lain yang kebanjiran. Saya hanya minta tanam pohon, saya bayar. Karena yang lain sudah nanam pohon ini ongkang-ongkang kayak menak," kata Dedi Mulyadi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6w

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved