Detik-detik Banjir Bandang Tanjungsari Bogor, Warga yang Nonton Adu Kuluwung Panik Berhamburan

Beredar video amatir detik-detik banjir bandang menerjang Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/4/2025).

Penulis: yudistirawanne | Editor: Yudistira Wanne
Tangkapan layar Instagram
BANJIR BANDANG - Beredar video amatir detik-detik banjir bandang menerjang Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/4/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Beredar video amatir detik-detik banjir bandang menerjang Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/4/2025).

Dalam video viral yang dilihat TribunnewsBogor.com, nampak air di aliran sungai tiba-tiba datang dengan deras.

Saat air datang, warga tengah ramai berkumpul untuk menyaksikan festival pesta rakyat adu kuluwung.

Sontak warga yang berada di lokasi festival panik dan berhamburan.

Dalam narasi yang beredar, banjir bandang tersebut terjadi sekitar pukul 17.35 WIB.

“Balik-balik, banjir bandang,” ujar seorang warga berteriak.

“Kabur, kabur, kabur. Deres caina (deras airnya),” sambungnya.

Dikabarkan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.


Menjaga tradisi

Terlepas dari banjir bandang yang menerjang, festival kuluwung sudah menjadi tradisi bagi warga yang tinggal di wilayah Kabupaten Bogor khususnya dibagian timur.

Festival Kuluwung merupakan salah satu tradisi yang sudah melegenda di Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Tradisi ini merupakan warisan budaya Sunda yang ada di Bogor dan dilaksanakan setiap tahun.

Dalam festival Kuluwung atau perang Meriam yang terbuat dari pohon kapuk (randu) atau bambu besar.

Festival ini tidak hanya sebagai sarana hiburan rakyat, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga. 

Festival Kuluwung ini merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak puluhan tahun silam dan diselenggarakan setiap tahun sebagai bagian dari perayaan Lebaran Idul Fitri. 

Festival Kuluwung merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat, khususnya di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jonggol, Sukamakmur, dan Tanjungsari yang ada di Kabupaten Bogor

Festival ini selalu menjadi daya tarik masyarakat setempat serta wisatawan lokal. 

Di Cianjur disebut dengan bebelesonan ini, keduanya yakni Desa Sukamakmur dan Sukamulya saling melontarkan perang bak suara Kuluwung dikala perang.

Kuluwung yang digunakan dalam festival tersebut berdiameter besar 50 hingga 5 meteran berbahan dari pohon randu atau bisa juga menggunakan bambu besar.

Kuluwung atau meriam berbahan bakar karbit yang digunakan terbuat dari kayu dari pohon randu berdiameter 50 cm. 

Sementara, panjangnya mencapai 5 meter.

Selain ada festival Kuluwung ternyata masih ada lagi festival Bedug setelah warga disana merayakan lebaran.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved