Saling Tuduh Organda dan KKSU Soal Pungutan Sopir Angkot Puncak Bogor, Singgung Soal Uang Keringat

Polemik dugaan pemotongan uang kompensasi sopir angkot jalur Puncak terus bergulir dan masih menjadi sorotan.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
SEKJEN ORGANDA POTONG BANTUAN GUBERNUR - Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi Afandi angkat bicara usai namanya disebut dalam persoalan dugaan pemotongan uang kompensasi angkot jalur Puncak, Kamis (10/5/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWBOGOR.COM, CIBINONG - Polemik dugaan pemotongan uang kompensasi sopir angkot jalur Puncak terus bergulir dan masih menjadi sorotan.

Pasalnya, baru-baru ini Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyani mengunggah video di media sosialnya saat berbincang dengan Ketua Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) Cisarua, Nandar yang menerima uang dari sopir angkot.

Dalam kesempatan itu, Nandar menjelaskan bahwa awalnya ia mendapat perintah dari Sektretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi Afandi untuk mendata dan mengumpulkan sopir angkot yang akan menerima insentif.

Perintah itupun dijalankan olehnya selama sehari semalam bahkan hingga tidak tidur demi mensukseskan kebijakan yang bertujuan untuk mengantisipasi kemacetan horor di jalur Puncak saat libur lebaran 2025.

Karena tidak ada anggaran operasional, ia pun mengaku mendapat arahan lain dari Haryandi Afandi untuk melakukan koordinasi dengan sopir angkot.

Koordinasi di sini adalah mengumpulkan uang dari para sopir angkot yang telah menerima kompensasi sebesar Rp1 juta dalam bentuk cash dan Rp 500 ribu berupa paket sembako. 

Nandar menyebut, uang pungutan yang diminta oleh Haryandi Afandi jumlahnya berkisar Rp200 ribu dari tiap sopir angkot.

Sementara itu, Sektretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi Afandi mengakui bahwa awalnya ia meminta bantuan Nandar selaku pengurus angkot di jalur Puncak untuk melakukan pendataan.

Haryandi Afandi juga mengatakan telah menjelaskan kepada Nandar bahwa program yang akan dijalankan ini tidak memiliki anggaran operasional.

Maksud dari penjelasan Haryandi Afandi tersebut adalah agar Nandar tidak meminta pertanggungjawaban kepadanya atas keringatnya mendata sopir angkot yang akan menerima bantuan.

"Akhirnya kami sampaikan juga kepada Pak Nandar silakan berkoordinasi dengan teman-teman pengemudi untuk saling berkontribusi dalam mensukseskan kegiatan tersebut, jelaskan kepada mereka (sopir angkot) kita tidak ada anggaran dari mana-mana," ujarnya kepada wartawan seraya menirukan perbincangannya saat itu.

"Jadi tolong pengertiannya secara sukarela memberikan kontribusi kepada tim yang bekerja di lapangan, tim yang mendata yang mengkondisikan dari lokasi Cisarua sampai di lokasi terjadinya pemberian kompensasi, tolong kontribusinya dengan cara yang sukarela, saya sampaikan kepada Pak Nandar," tambahnya.

Setelah para sopir angkot tersebut menerima kompensasinya, Nandar pun mendatangi Haryandi lalu menyerahkan uang sebesar Rp8 juta yang dihimpun dari kontribusi para sopir angkot yang disebutnya sebagai ucapan terimakasih kepada pengurus.

Saat itu, kata dia, uang tersebut dibagi dua dengan besaran Rp4,5 juta untuk enam pengurus Organda Kabupaten Bogor, dan sisanya Rp3,5 juta diberikan kembali kepada Nandar yang datang bersama timnya berjumlah tiga orang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved