Modus Dokter di Malang Lecehkan Pasien Kamar VIP, Suruh Lepas Bra Lalu Keluarkan Benda Ini

Pelecehan fisik mulai ia terima saat dokter AY melakukan kunjungan ke kamar rawatnya sambil membawa stetoskop.

Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
Freepik
(Ilustrasi) PELECEHAN DOKTER - Datang tanpa didampingi perawat atau suster, dokter AY langsung menutup seluruh gorden kamar inap dan menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pelecehan seksual dokter kepada pasien masih bermunculan. 

Terbaru, pengakuan seorang wanita yang mengalami pelecehan seksual oleh seorang dokter saat menjalani pemeriksaan di rumah sakit Malang 2 tahun lalu. 

Dugaan pencabulan terjadi pada akhir September 2022 yang dilakukan oleh dokter AY. 

Korban merupakan selebgram asal Bandung yang saat itu sedang berlibur ke Malang

Di tengah-tengah liburannya, wanita berinisial QAR itu mengalami sakit, lalu memutuskan untuk berobat di Persada Hospital, tepatnya pada 26 September 2022 dini hari.

Saat itu lah ia bertemu dengan dokter AY yang memeriksanya. 

QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen. 

Namun hari itu hasil rontgen tidak langsung keluar, sehingga QAR diminta untuk meninggalkan nomor WhatsApp kepada perawat di ruang jaga. 

"AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak WhatsApp ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya," jelas QAR melansir dari SuryaMalang.com.

QAR pun diizinkan pulang, namun ia kembali lagi ke rumah sakit yang sama pada malam harinya, karena kondisi belum membaik. 

QAR kemudian dipindahkan ke ruang VIP karena harus menjalani rawat inap untuk observasi. 

Esok harinya, tepatnya tanggal 27 September 2022, QAR dihubungi dokter AY via WA mengabarkan hasil rontgen. 

Berawal dari sana, QAR merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan dokter AY, sebab usai mengabarkan hasil rontgen, ia mulai intens menghubungi QAR menanyakan hal pribadi. 

Pelecehan fisik mulai ia terima saat dokter AY melakukan kunjungan ke kamar rawatnya sambil membawa stetoskop.

Baca juga: DAFTAR 3 Dokter Mesum yang Jadi Tersangka Kasus Pelecehan Seksual, Korbannya Pasien hingga Mahasiswa

Datang tanpa didampingi perawat atau suster, dokter AY langsung menutup seluruh gorden kamar inap dan menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.

"Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti," jelas QAR. 

Tak hanya itu, dokter AY juga meminta QAR melepas pakaian penutup dada atau bra. 

QAR sempat keberatan, tapi dokter AY membujuk hingga akhirnya ia rela diperiksa tanpa mengenakan pakaian. 

Usai QAR melepas bra, dokter AY melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop pada bagian atas dada dari kiri ke kanan, masing-masing berdurasi sekitar 5 menit. 

Namun, saat pemeriksaan berlangsung, jemari AY mencoba meraba area sensitif. 

Tiak lama kemudian, dokter AY mengeluarkan handphonenya.

"Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP," kata QAR. 

Posisi HP, lanjutnya, seperti hendak memotret karena diarahkan tepat di dadanya. 

QAR yang sudah semakin risih dengan kelakuan AY, langsung menarik baju untuk menutup dadanya. 

"Saya bilang ke AY mau tidur istirahat," bebernya.

Setelah itu, AY menghentikan perbuatannya dan langsung keluar kamar.

Baca juga: PENGAKUAN Dokter Kandungan Tersangka Kasus Pelecehan di Garut, Korban Dilecehkan di Kamar Kosnya

Baru bersuara

QAR baru berani bersuara setelah kasus perkosaan yang dilakukan dokter Priguna Anugerah Pratama terhadap keluarga pasien dan pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, menjadi sorotan publik. 

Ia juga baru berani membuat laporan ke Polresta Malang Kota pada Jumat (18/4/2025).

Setelah laporan diterima, akan segera dilakukan proses ke tahap penyelidikan.

Terbaru, dokter AY diberhentikan sementara oleh manajemen Persada Hospital Malang akibat pelanggaran etika yang dilakukannya. 

Melansir kompas.com, Sylvia Kitty Simanungkalit, Supervisor Humas Persada Hospital, menegaskan bahwa pihak rumah sakit akan menindak tegas jika pelanggaran terbukti.

"Bilamana memang terbukti, maka manajemen Persada Hospital akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan secara tidak hormat dan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku maupun disiplin tenaga kesehatan," tegas Sylvia.

Saat ini, pihak rumah sakit berencana menjalin komunikasi langsung dengan korban untuk mendalami kasus lebih lanjut sebelum mengambil sikap final.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved