Muak Duit Pemprov Jadi Ajang Permainan, Dedi Mulyadi Tak Peduli Dicaci: Saya Mau Rubah Sistem !

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah muak dengan temuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar yang seperti dijadikan 'ajang permainan' oleh orang-ora

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase @dedimulyadi71, freepik
GUBERNUR DEDI MULYADI - Tangkapan layar, Jumat (25/4/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah muak dengan temuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar yang seperti dijadikan 'ajang permainan' oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah muak dengan temuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar yang seperti dijadikan 'ajang permainan' oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Sebab, untuk sebuah daerah saja, Pemprov Jabar sampai mengeluarkan dana hibah Rp 500 Miliar.

Namun temuan di lapangan terkait dana hibah itu justru tak sesuai diduga karena banyak disunat.

Dalam sebuah acara pertemuan dengen Kemendag, Kang Dedi Mulyadi (KDM) berucap tegas dan blak-blakan terkait permasalahan ini.

"Gubernur lain mungkin gak berani, kalau saya berani pak," ucap Dedi Mulyadi dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (25/4/2025).

"Udah, gak ada masalah dicaci maki, dibenci, terserah, yang penting saya mau merubah sistem," tegas KDM.

Baca juga: Jeritan Petani Desa Iwul Bogor, Minta Bantuan Dedi Mulyadi untuk Pertahankan Tanah Leluhur

Menurut dia, uang yang disalurkan dari Pemprov Jabar ini malah hanya dinikmati oleh segelintir orang. 

"Saya gak mau uang Jawa Barat hanya dinikmati beberapa orang itu itu juga," kata Dedi Mulyadi.

Penyaluran Dana Hibah Disetop Sementara

Dedi mengatakan dari yang pernah terjadi sebelumnya, penerima dana hibah Pemprov Jabar selalu yayasan tertentu.

"Madrasah masih banyak yang jelek, tsanawiah banyak yang jelek, tetapi nanti pak Kemendag Provinsi Jabar siap membantu pak, membangun. Problemnya apa sih hari ini ? agak nahan hibah untuk itu ?," kata Dedi.

"Gak usah diomongin lah, kita tahu apa yang sudah terjadi. Pertama yang menerima itu-itu juga pak. Yayasan yang berkembang adalah yang punya akses politik, yang punya akses terhadap gubernur," sambung Dedi.

Baca juga: Gubernur Jabar Nunggak Pajak Mobil Mewah, Anggota DPRD Desak Dedi Mulyadi Segera Lunasi

Sementara ustaz di perkampungan yang tak punya akses politik ke gubernur, tidak kebagian dana hibah.

Bahkan bagi kyai atau ustaz yang mendapat hibah pun angkanya tak seberapa dibanding nominal asli yang diberikan Pemprov Jabar ke yayasan tersebut.

Seperti yang terjadi, ada kyai yang menerima dana hibah Rp 15 Juta dari yayasan, sedangkan yayasan itu justru menerima Rp 2 Miliar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved