Siswa Keracunan MBG

Sajikan Telur dan Toge Berbakteri Hingga Ratusan Siswa Keracunan, Dapur MBG Tetap Beroperasi

Hasil uji laboratorium sampel makanan makan bergizi gratis (MBG) diduga penyebab keracunan 213 orang di Kota Bogor sudah keluar.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Vivi Febrianti
Dok DPRD Kota Bogor
KASUS MBG DI KOTA BOGOR - Ilustrasi Dapur MBG di Sekolah Bosowa Insani Kota Bogor saat disidak oleh Komisi IV DPRD Kota Bogor, Kamis (8/5/2025). 

Walaupun, dua menu makanannya yakni telur ceplok saus barbeque, tumis tahu tauge terbukti mengandung bakteri yang akhirnya membuat 213 siswa dan guru mengalami keracunan.

Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, dapur ini beroperasi dengan pengawasan ketat dari badan gizi nasional (BGN).

“Distribusi, masak, dan sebagainya mnasih berlangsung. Tetapi pengawasan langsung dari BGN,” kata Dedie Rachim kepada TribunnewsBogor.com di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).

Pemkot pun meminta agar pengelola dapur ini memerhatikan standar operasionalnya (SOP) dengan baik agar kasus ini tidak terulang kembali.

Sebagai bentuk tanggung jawab, sambung Dedie Rachim, Pemkot menanggung semua biaya pengobatan siswa yang keracunan.

Saat ini tercatat ada 213 orang yang mengalami keracunan.

“Yang dirawat kemarin masih sekitar 12 di beberapa RS. Saat ini berangsur membaik. Sebagian besar keluhannya masih, badannya lemas. Kemudian masih mual dan pusing,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Hasil uji laboratorium sampel makanan makan bergizi gratis (MBG) diduga penyebab keracunan 213 orang di Kota Bogor sudah keluar.

Dua menu makanan ternyata mengandung bakteri.

Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, bakteri yang terkandung dalam dua makanan itu bakteri Coli dan Salmonela.

“Dari hasil pemeriksaan Lab kurang lebih hampir 4 hari terakhir hasilnya menunjukan beberapa bahan itu mengandung Bakteri Coli dan Salmonela,” kata Dedie Rachim kepada TribunnewsBogor.com di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).

Bakteri Coli dan Salmonela ini didapat dari dua jenis makanan yang disajikan kepada siswa. 

Bakteri ini akhirnya menyebabkan 213 siswa mengalami gejala keracunan mulai dari muntah-muntah sampai diare.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved