Breaking News

Program Barak Militer KDM Dikritik, Dedi Mulyadi Akui Banyak Kekurangan, Kini Buat Gebrakan Baru

Tak peduli dengan kritikan sejumlah pihak terkait pendidikan karakter yang digagasnya, Dedi Mulyadi malah akan membuat gebrakan baru.

Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
Instagram @dedimulyadi71, TikTok @salhann1
PROGRAM DEDI MULYADI - Tak peduli dengan kritikan sejumlah pihak terkait pendidikan karakter yang digagasnya, Dedi Mulyadi malah akan membuat gebrakan baru. Ia berencana tak hanya mengirim pelajar bermasalah ke barak militer. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Program pendidikan karakter di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sampai saat ini masih menuai pro dan kontra berbagai pihak.

Baru-baru ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melontarkan pernyataan keras mengenai program pendidikan karakter tersebut.

KPAI menilai, pendekatan militeristik dalam dunia pendidikan dapat berpotensi melanggar prinsip hak anak.

Apalagi, pelajar yang dikirim ke barak militer tidak melalui asesmen dari psikolog profesional.

Berdasarkan temuan KPAI, pemilihan peserta program hanya berdasarkan rekomendasi guru bimbingan konseling (BK).

Temuan lain, metode pembelajaran di barak militer tidak seragam, pencampuran jenjang dan kelas dalam proses belajar, serta kegiatan fisik berlebihan.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga menganggap program yang digagas Dedi Mulyadi itu tidak memiliki dasar psikologis yang jelas serta berpotensi melanggar hak anak.

Mereka menilai pendidikan militer bukan satu-satunya cara membina siswa.

FSGI pun mendesak Mendikdasmen Abdul Mu’ti segera menghentikan program pengiriman siswa bermasalah ke barak militer di Jawa Barat.

Diketahui, program pendidikan karakter yang dibuat Dedi Mulyadi tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 43/PK.03.04/Kesra. 

Program ini menyasar peserta didik dengan perilaku khusus, seperti tawuran, merokok, mabuk, hingga penggunaan knalpot brong.

Tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan pelajar dan dapat berubah menjadi anak yang lebih baik.

Selain itu, juga untuk memperkuat karakter bela negara pada siswa, khususnya mereka yang terseret dalam pergaulan bebas atau terindikasi melakukan tindakan kriminal.

Meski mendapat banyak penolakan, Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, tetap akan melanjutkan program ini.

Baca juga: Momen Lucu Diajak Makan KDM, Kakek Ini Ngaku Tak Kenal Dedi Mulyadi Meski Kebetulan Muncul di TV

Baginya, program pendidikan karakter telah membuat peserta didik menjadi lebih patuh dan nasionalis.

Ia juga mengklaim, program yang telah diluncurkan sejak awal Mei itu efektif menekan angka kenakalan remaja.

Ia mencontohkan para pelajar yang rampung menjalani pendidikan militer di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Menurutnya momen pertemuan antara pelajar dan orangtua yang penuh isak tangis telah menjadi bukti keberhasilan program.

"Siapa sih yang tidak terharu, orangtua bertemu anaknya saat anaknya sudah berubah," ujar KDM, dikutip dari Kompas.com.

Meski demikian, KDM juga tidak menolak untuk melakukan sejumlah evaluasi karena diakui masih belum sempurna.

Ia mengungkapkan permohonan maaf terkait pelaksanaan program pendidikan karakter yang dianggapnya masih banyak kekurangan.

"Awal tidak pernah ada sempurna, pasti ada kurangnya," ujar Dedi Mulyadi.

Kendati demikian, ia tetap optimis kekurangan tersebut masih bisa terus diperbaiki dan tak menutup kemungkinan nantinya bisa disempurnakan.

"Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah kegiatan, tetapi kesempurnaan hanya akan lahir dengan kita mau bekerja dan terus mau memperbaiki diri," ucap dia.

Buat gebrakan baru

Tak peduli dengan kritikan sejumlah pihak terkait pendidikan karakter yang digagasnya, Dedi Mulyadi malah akan membuat gebrakan baru.

Ia berencana tak hanya mengirim pelajar bermasalah ke barak militer.

Ia juga akan mengirimkan siswa-siswa terbaik dan berprestasi di setiap sekolah untuk menjalani pelatihan di barak TNI.

"Nanti para ketua OSIS, anak-anak pintar di sekolahnya, dikirim, ikut latihan dasar kepemimpinan," kata Dedi Mulyadi.

Ia mengklaim hasil evaluasi awal terhadap program pendidikan di barak militer menunjukkan capaian yang positif.

Sehingga KDM merasa jangkauan program pendidikan karakter di barak militer harus diperluas.

Tak hanya itu, program pendidikan berkarakter berbasis barak militer akan dibuat gelombang 2.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta pun mendukung hal tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta, Purwanto akan menggelar program pendidikan berkarakter gelombang 2 usai pelaksanaan ujian kelas 7 dan 8 tingkat SMP.

"Setelah ujian kelas 7 dan 8, kita akan melihat daftar pendaftar dan bersiap melanjutkan program ini," ucapnya.

Siswa yang mengikuti pendidikan selama dua pekan di Resimen Armed 1/Sthira Yudha, Purwakarta, kini telah kembali ke rumah masing-masing.

Usai menyelesaikan program, para siswa langsung memasuki masa pemantauan intensif oleh tim yang telah ditunjuk di sekolah-sekolah mereka.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved