Kisah Pilu Janda Pedagang Kopi Bikin Dedi Mulyadi Tergerak, Keberadaannya Hilang Usai Pergi Jualan

Cerita seorang janda anak empat pedagang minuman es dan kopi membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tergerak

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
@dedimulyadi71
KISAH PILU JANDA 4 ANAK - Dedi Mulyadi ketika mengobrol dengan warga soal janda yang hilang. Cerita seorang janda anak empat pedagang minuman es dan kopi membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tergerak. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Cerita seorang janda anak empat pedagang minuman es dan kopi membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tergerak.

Sosok janda empat anak itu diketahui bernama Iis, yang keberadaannya kini hilang setelah terakhir kali pergi berjualan.

Iis keberadaannya tidak diketahui setelah terakhir kali berjualan di area tambang di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon yang mengalami longsor besar.

Ibu-ibu sesama pedagang tak kuasa menahan pilu ketika menceritakan hal itu ke Dedi Mulyadi.

Momen ini dibagikan Dedi dalam unggahan media sosialnya ketika berkunjung ke lokasi longsor di Cirebon pada Minggu (1/6/2025).

"Temen saya, kawan, belum ketemu pak," ucap ibu-ibu berkerudung merah muda bernala Lilis ketika bertemu Dedi Mulyadi.

Setelah berbincang sebentar, pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini pun baru tahu bahwa Iis ini merupakan seorang pedagang minuman.

Termasuk Lilis , ibu yang KDM ajak ngobrol tersebut.

"Oh jualan minuman, ibu jualan minuman juga," ucap KDM.

Iis ini diketahui merupakan warga asal Jamblang.

Dia terkadang berjualan berpindah-pindah tempat tidak hanya di area tambang, sama seperti rekan sesama pedagang, Lilis.

Namun kebetulan Iis saat kejadian longsor sedang berjualan di area tambang galian C tersebut.

Dedi pun terus menggali terkait sosok Iiz pedagang minuman yang hilang tersebut.

Ternyata dia merupakan janda beranak empat.

KDM pun langsung tergerak dan meminta alamat tinggal Iis tersebut.

"Anaknya empat, anaknya dimana sekarang ?, minta alamatnya," ucap KDM.

Tak muncul seorang pria dengen derai air mata yang ternyata dia merupakan kakak dari sosok janda bernama Iis tersebut.

Dia menceritakan bahwa keempat anak Iis ini dua diantaranya sudah menikah, satu anak baru mau bekerja menjadi TKI dan satu anak lagi masih duduk di bangku SMP.

"Nanti ditengok, nanti kita samperin ke rumahnya," kata Dedi Mulyadi.

Puluhan Orang Tertimbun

Berdasarkan data sementara sampai Minggu (1/6/2025) siang, 18 korban ditemukan meninggal dunia di lokasi longsor dari total perkiraan 25 orang yang tertimbun.

Proses pencarian korban di lokasi longsor kawasan tambang di Cirebon ini sementara masih berlangsung.

"Diperkirakan masih ada tujuh lagi yang tertimbun berdasarkan laporan dari masyarakat,” kata Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron, Minggu dikutip dari Tribun Jabar.

Peristiwa longsornya galian C di Cirebon ini menjadi pembelajaran untuk usaha-usaha pertambangan khususnya di wilayah Jawa Barat. 

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi beberapa bulan lalu sempat menginstruksikan untuk mengevaluasi seluruh izin tambang di Jabar.

Bahkan, dia mengancam mencabut izin tambang perusahaan yang merusak lingkungan.

"Aktivitas yang merusak lingkungan dan tak berpihak pada masyarakat tak bisa dibiarkan. Izinnya harus dicabut," katanya.

Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan melalui Kabid Humas Polda Jabar, Kombes  Pol Hendra Rochmawan mengatakan Pemprov Jabar sudah memutuskan memberikan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha.

"Kami mendukung putusan pemerintah ini, sebab bekerja itu hal utama yang mesti diperhatikan ialah keselamatan pekerjanya. Jadi, penghentian IUP tambang di Gunung Kuda ini suatu bentuk perlindungan terhadap kuli, pekerja tambang, dan menjaga lingkungan alam," ujarnya.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved