Curhat Pilu Anak Petry Sihombing Usai Lihat Sang Ibu Dibunuh, Berani Bongkar Skenario Keji Ayahnya
Curhatan pilu anak-anak Petry Sihombing usai menyaksikan sendiri ibunya dibunuh sang ayah. Anak Petry pun berani membongkar tabiat ayahnya.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kematian seorang wanita bernama Petry Sihombing (35), istri yang dibunuh suaminya membuat anak-anaknya pilu.
Bocah berusia 7 tahun itu hanya bisa termenung di depan jenazah Petry Sihombing.
Sebab sang bocah menyimpan rahasia kelam sang ayah, Wadison Pasaribu (37) yang ternyata adalah pelaku pembunuhan terhadap Petry.
Sebelum ketahuan, Wadison mengatur skenario dengan menyamarkan pembunuhan sang istri dengan kasus perampokan.
Ya, Petry sempat diduga dibunuh oleh perampok yang menyatroni rumahnya di Perumahan Puri Anggrek, Kota Serang, Banten pada Minggu (1/6/2025).
Saat jasad Petry ditemukan di dalam kamar, tetangga rumahnya juga menemukan Wadison dalam kondisi terikat di dalam karung.
Belakangan terbongkar bahwa perampokan tersebut cuma akal-akalan Wadison yang terlebih dahulu telah membunuh sang istri.
Awalnya skenario Wadison itu tidak diketahui oleh siapapun kecuali anaknya.
Terlebih saat jenazah Petry hendak dimakamkan, Wadison pura-pura nangis sampai pingsan.
Wadison bahkan terus menangisi sang istri di pemakaman.
Tak disangka, semua tangisan yang dikeluarkan Wadison cuma akting belaka.
Baca juga: Akal-akalan Suami Habisi Nyawa Istri Pakai Skenario Perampokan, Terbongkar Berkat Kepolosan Bocah
Curhat anak-anak korban
Sementara Wadison tak henti menangis di depan jenazah sang istri yang dibunuhnya, anak-anak korban justru diam saja.
Putri Petry hanya bisa melongo memandangi jasad sang ibu yang sudah terbujur kaku.
Ia pun lantas mengurai curhatan pilu dalam sebuah lagu.
Sambil menunjukkan ekspresi dingin, anak korban menyanyikan lagu berjudul Cinta Untuk Mama.
Sementara keluarga besarnya menangis, anak korban itu justru tak berekspresi.
Namun saat memasuki lirik terakhir, tangisan anak korban pecah.
"Apa yang telah kuberikan untuk mama, untuk mama, tersayang. Kan ku miliki sesuatu berharga, untuk mama, tercinta. Hanya ini kunyanyikan, senandung dari hatiku untuk mama. Hanya sebuah lagu sederhana, lagu cinta untukku mama," ujar anak korban sembari bernyanyi.
Selama prosesi pemakaman pun terlihat anak korban tak berekspresi.
Bahkan di depan kuburan sang ibu, anak korban cuma diam sembari melambaikan tangan.
Diduga kala itu anak korban sedang kebingungan sebab menyimpan rahasia besar bahwa sang ayah lah yang membunuh ibunya.

Kedok suami terbongkar
Bak tak kuasa menyimpan rahasia lagi, anak korban akhirnya bercerita ke tetangga.
Tetangga korban bernama Siti Maryam menceritakan detik-detik kedok Wadison Pasaribu membunuh istrinya bisa terbongkar.
Ternyata kepada pihak kepolisian, anak korban sekaligus pelaku mengaku bahwa dirinya disuruh berteriak ke luar saat subuh.
Artinya di hari kematian Petry, tidak pernah ada perampokan.
"Awalnya itu si anaknya ngomong, kalau waktu dia keluar rumah minta tolong itu disuruh ayahnya," ungkap Maryam dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Banten.
Dari laporan anak korban itulah akhirnya tetangga menarik kesimpulan.
Bahwa kabar perampokan itu cuma akal-akalan pelaku.
"Kayaknya itu (Wadison) sengaja mengikat sendiri dalam karung, mengalihkan perhatian seakan-akan itu perampokan," pungkas Maryam.
Sementara itu, keluarga pelaku mengurai alasan kedok Wadison bisa terkuak.
Kata kakak pelaku, Toni Lembas Pasaribu, keluarga tak sadar dengan Wadison yang mengatur skenario sedemikian rupa untuk membunuh istrinya.
Sebab saat Petry dinyatakan meninggal dunia, Wadison meraung di depan jenazah sembari menangis.
"Kita tidak tahu itu tangis kesedihan, penyesalan, atau sandiwara," ujar Toni dikutip dari Kompas.com.

Bahkan diceritakan Toni, Wadison terlihat lesu di pemakaman Petry.
"Saat proses pemakaman, keluarga belum ada yang mencurigainya, ternyata kami tertipu kena prank semua," imbuh Toni kesal.
Kecurigaan Toni muncul setelah mendampingi Wadison saat diperiksa oleh Satreskrim Polresta Serang Kota.
Toni heran kenapa Wadison memberikan keterangan yang berubah-ubah.
"Saya sebagai pegnacara juga kesal karena saat pemeriksaan saya dengar (Wadison memberikan kesaksian) pelantat-pelintut," akui Toni.
Hingga akhirnya Toni tersadara bahwa Wadison lah yang membunuh Petry.
Keluarga besar pelaku dan korban akhirnya menyidang Wadison agar mengakui perbuatannya.
Hingga akhirnya Wadison pun mengaku, lalu pihak kepolisian datang menjemputnya.
Kini Wadison resmi jadi tersangka dan telah diamankan Satreskrim Polresta Serang Kota.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
Kejanggalan Kematian Brigadir Esco Fasca Rely, Ayah : Bukan Luka, Ini Hilang Organ Tubuh |
![]() |
---|
Terungkap Sosok F di Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Dari Angkatan, Kasih Rp 45 Juta ke Penculik |
![]() |
---|
Ternyata Dwi Hartono Digadang-gadang Jadi Calon Bupati, Kini Warga Kecewa, Istrinya Juga Menghilang |
![]() |
---|
Terungkap Perlakuan Sadis yang Diterima Kacab Bank BUMN Sebelum Dibunuh, Diperintah Bos Besar? |
![]() |
---|
Taktik Otak Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Pakai Rambut Palsu Saat Keluar Rumah: Saya Botak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.