Permasalahan 2 Terminal di Bogor Harus Dibereskan, DPRD Dorong Pemkot Pemkab Bertemu
Permasalahan di dua terminal batas kota yakni Terminal Laladon dan Bubulak harus segera dibereskan.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Permasalahan di dua terminal batas kota yakni Terminal Laladon dan Bubulak harus segera dibereskan.
Permasalahan yang sering terjadi di dua titik ini yakni mulai dari kemacetan, serta alur distribusi angkutan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor mendorong dua pemerintahan segera bertemu.
“Dua terminal ini kebijakannya di dua pemda. Bubulak di Pemkot Bogor dan Laladon Pemkab Bogor. Ini harus segera dibereskan. Dan Pemkot dan Pemkab harus segera bertemu,” kata Ketua DPRD Kota Bogor Adityawarman Adil kepada TribunnewsBogor.com belum lama ini.
Dua terminal ini tercatat masih aktif hingga saat ini.
Terminal Bubulak Kota Bogor masih melayani penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP) dan trayek Biskita Transpakuan.
Sedangkan Terminal Laladon, masih melayani penumpang angkot.
“Mudah-mudahan, saat ini kan sudah diawali antara Pemkot dan Pemkab sudah bertemu di Balai Kota. Konon katanya ini pertama kali setelah sekian tahun. Bisa jadi ini awal permasalahan di dua terminal ini bisa teratasi,” ujarnya.
DPRD pun selalu membahas bahwa dua terminal ini harus segera dibereskan.
Saat ini baru Terminal Bubulak saja yang sedang dilakukan revitalisasi.
“Karena dua terminal ini juga menjadi pembahasan di kita untuk ditertibkan,” ujarnya.
Sementara itu, permasalahan di dua terminal ini memang kerap membuat warga kesal.
Terutama di Terminal Laladon yang saat ini kerap dijadikan sebagai tempat ngetem angkot.
Sopir angkutan kota (angkot) yang mengetem di Simpang Terminal Laladon Bogor bakal ditindak polisi.
| Sedang Lakukan Penyemprotan Tumpahan Oli, Anggota Damkar Tertabrak Motor di Cibungbulang Bogor |
|
|---|
| Menjabat Sebagai Kajari Kabupaten Bogor yang Baru, Deny Achmad Janji Tuntaskan Perkara yang Mandek |
|
|---|
| Kisah Teror di Bogor Tahun 1950-an, Rumah Warga Dijarah dan Dibakar, Situasi Mencekam |
|
|---|
| Murah Banget! Nasi Uduk Kaum 58 di Bogor Harganya Cuma Rp3 Ribuan, Ternyata Warisan dari Tahun 1890 |
|
|---|
| 68 Kelurahan di Kota Bogor Sudah Punya Koperasi Merah Putih, Pemkot Siapkan Rp3 Miliar per Gerai |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/Ketua-DPRD-Kota-Bogor-Adityawarman-Adil-862025.jpg)