Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kuliner Bogor

Murah Banget! Nasi Uduk Kaum 58 di Bogor Harganya Cuma Rp3 Ribuan, Ternyata Warisan dari Tahun 1890

Nasi Uduk Kaum 58 menyimpan sejarah kuliner yang sangat panjang, bahkan sudah berusia lebih dari satu abad.

|
Editor: Tsaniyah Faidah
Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta
KULINER BOGOR - Tampilan Nasi Uduk Kaum 58 di Jalan Masjid 1 No.58, Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Siapa nih yang lagi nyari tempat kuliner yang vibesnya otentik tapi harganya ramah di kantong?

Lupakan kafe aesthetic yang overpriced, yuk kita flashback ke Bogor!

Salah satu yang wajib kamu coba adalah Nasi Uduk Kaum 58, sebuah warung makan sederhana yang ternyata menyimpan sejarah kuliner yang sangat panjang, bahkan sudah berusia lebih dari satu abad.

Nasi uduk Kaum 58, berlokasi strategis di Jalan Masjid 1 No.58, Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor.

Lokasinya mudah dijangkau karena berada tepat di belakang Masjid Agung At-Thohiriyah atau yang lebih di kenal sebagai masjid alun-alun.

Usaha ini bukanlah pendatang baru di dunia kuliner, melainkan pewaris tradisi.

Nasi Uduk Kaum 58 telah berdiri sejak tahun 1890 dan kini sudah mencapai generasi keempat.

Meskipun semua orang tahu nasi uduk dibuat dengan santan, Nasi Uduk Kaum 58 punya cara unik agar rasanya tetap “legend”.

KULINER BOGOR - Nasi Uduk Kaum 58 yang berlokasi di Jalan Masjid 1 No.58, Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor. Menyimpan cerita sejarah yang panjang dengan usianya yang sudah lebih dari 1 abad.
KULINER BOGOR - Nasi Uduk Kaum 58 yang berlokasi di Jalan Masjid 1 No.58, Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor. Menyimpan cerita sejarah yang panjang dengan usianya yang sudah lebih dari 1 abad. (Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta)

Leala Garwi salah satu staf pengelola kedai ini menjelaskan kunci resep kenapa rasa mereka tidak pernah berubah adalah konsistensi kualitas dan cara memasak yang unik.

Prosesnya berbeda dari kebanyakan warung nasi uduk lain, dan ini yang bikin nasinya pulen.

“Rahasia nasi uduk kami itu ada diproses memasaknya yang lama. Santan tidak langsung dimasukkan, berasnya harus direndam dulu, nantidi arot (dikukus sebentar), lalu didiamkan lagi. Prosesnya memang lama. Tapi, cara ini yang membuat nasi uduk kami benar-benar pulen dan tidak keras,” jelas Laela.

Resep ini sudah bertahan sejak 1890 dan masih digunakan sampai sekarang.

Proses yang detail dan memakan waktu inilah yang menjamin tekstur nasi uduk benar-benar sempurna dan mempertahankan rasa yang melegenda.

Untuk menjaga kualitas rasa warisan ini, Laela menekankan bahwa resep tersebut tidak boleh dipegang sembarangan oleh orang yang belum ahli.

Harapannya, cita rasa ini bisa terus bertahan untuk generasi berikutnya.

Baca juga: Bukan Sate Biasa, Kuliner Sate Sumsum Pak Oo Tawarkan Sensasi Lumer yang Unik di Bogor

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved