Bungkam Netizen Brasil, Agam Ungkap Kondisi Tim SAR Saat Cari Juliana di Rinjani, Setia Jaga Tali
Agam Balas Kritik Netizen Brasil, Ungkap Perdebatan Tim SAR Saat Nginap di Tebing Demi Temukan Juliana
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rescuer Abdul Haris Agam atau Agam Rinjani menceritakan solidaritas tim SAR gabungan ketika mencari Juliana Marins yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Agam pengorbanan tim SAR gabungan begitu besar demi bisa mengevakuasi Juliana.
Bahkan mereka sangat solid selama pencarian.
Juliana Marins, pendaki Brasil jatuh di sekitara Cemara Nunggal Gunung Rinjani NTB pada Sabtu (21/6/2025).
Ia diperkirakan jatuh saat pagi ketika mendaki bersama lima rekan dipandu satu orang guide.
Banyak netizen Brasil yang mengkritik tim SAR.
"Kami orang Brazil sudah KECEWA dengan pemerintah Indonesia!," tulis @eulo*****..
"Butuh waktu lama bagi mereka untuk menolong Juliana. Itu sangat memalukan bagi Anda! Kami kecewa, jika salah satu dari Anda di negara kami membutuhkan bantuan, kami akan membantu Anda dengan sekuat tenaga," ungkap @patri*********.,
Padahal setelah menerima laporan dari guide Ali Musthofa, tim SAR gabungan langsung menuju ke lokasi mencari keberadaan Juliana.
Pada hari ketiga barulah rescuer Agam dan Tyo tiba di lokasi Juliana jatuh.
"Kami berlarian sama mas Tyo, lari sampai Pelawangan jam 8 malam," kata Agam di Youtube YIM Official.
Saat tiba, ia mendapati banyak tim evakuasi di shelter emergancy.
"Ternyata di shelter emergancy ini tim evakuasi di sini semua. Saya tanya, 'kenapa kamu tidak di atas ?'. 'Bang sudah lelah'. Emosional sudah tidak karu-karuan karena mereka camp di atas itu sudah dua malam melakukan evkasusi, mencari terus sampai kedalaman 400 tidak ketemu," katanya.
Sejak hari pertama pencarian bahkan Kordinator SAR Lombok Timur, Samsuk Phadi menginak seorang diri di tebing Rinjani demi menemukan keberadaan Juliana.
"Teman-teman Basarnas dan SAR sudah di atas. Dan teman SAR Lombok Timur sampai menginap di tebing, itu tidak pernah diberitakan. bahwa bang Samsul menginap sendiri di tebing, di titik jatuhnya Juliana," katanya.
Selama Samsul tidur di tebing seorang diri, rekan SAR gabungan yang lain menginap di punggungan.
"Teman-teman yang lain tidak mau pulang, tidak mau meninggalkan. Bang Botol bilang pada timnya, 'pulang saja kamu tidak ada camp biar saya sendiri di sini'," kata Agam.
Baca juga: Reaksi Agam Pertama Kali Dengar Juliana Marins Jatuh di Gunung Rinjani, Santai Gara-gara Video Drone
"Temannya yang jaga tali juga tidak mau meninggalkan," tambahnya.
Mereka bermalam tanpa mendirikan tenda atau memakai alas apapun.
"Itu tanpa alas, tanpa camp. Menunggu sampai pagi," katanya.
Pada malam pertama, kondisi di lokasi Juliana jatuh berkabut.
Akhirnya tim SAR gabungan memutuskan menunggu sampai pagi.
Baca juga: Penyesalan Agam Tak Bisa Bawa Pulang Juliana Marins dalam Kondisi Hidup, Andai Bisa Loncat dari Heli
"Kondisi berkabut barang kali dia bersembunyi di cerukan, itu harapannya dari SAR Lombok Timur. Pagi hari cerah dilihat tidak ada sekitarnya. Dia mau turun, tali tidak mencukupi dia naik kembali," katanya.
Sampai di hari ketiga Agam datang membawa tambahan tali.
Mereka turun ke jurang Rinjani sebanyak tujuh orang.
Mulai dari anggota Basarnas, SAR, hingga recuer.
"Waktu turun sampai di titik 400 tidak ada lagi ancor semua batuan lepas. Tidak mungkin tali yang dari 400 disambungin lagi, itu bisa bebannya berapa ton kalau ditarik. Harus ada teknik membagi beban," katanya.
Sampai kemudian di kedalaman selanjutnya barulah Juliana Marins ditemukan.
Menurut Agam, sosok yang pertama kali menemukan jasad Juliana merupakan anggota Basarnas.
"Kami ngebor di situ apa semua, kemudian turun. Pertama yang turun teman Basarnas. Sudah meninggal dunia," katanya.
Ketika mendapati Juliana suda tak bernyawa, anggota Basarnas tersebut tak berani untuk menyentuh,
"Dia bilang 'bang kami gak berani sentuh. Tunggu yang lain bareng-bareng'. Turun kedua mas Tyo, abis itu bang Botol dari SAR Lombok Timur, kemudian saya," jelasnya.
Baca juga: Nasib Mirip Juliana, Ini Sosok Paul Farrell yang Hampir Tewas di Rinjani, Sebut Indonesia Miskin
Jadi yang berada dekat jenazah Juliana empat orang. Tiga orang lagi menjaga ancor di kedalaman 400 meter.
Selama bermalam di tebing bersama jasad Juliana, mereka berharap tidak turun hujan.
"Berharap itu malam semoga tidak hujan. Kalau hujan kita semua mati di bawah. Kalau hujan bakal ada longsor batu, kedua kita kena hipotermia," katanya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Penyebab Pratama Arhan Resmi Cerai Padahal Baru 2 Kali Sidang, Postingan Ummi Azizah Salsha Disorot |
![]() |
---|
Akun Medsos Dalang Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Diserbu, Ini Postingannya Sebelum Habisi Ilham |
![]() |
---|
Daftar Aset Mentereng Pasha Ungu, Pesohor yang Disorot Karena Bela Anggota DPR Joget di Sidang MPR |
![]() |
---|
Ternyata Ini Sosok Pria Tua Nangis Depan Kuburan Mpok Alpa, Pernah Dibantu Almarhumah Semasa Hidup |
![]() |
---|
Profil Produser Film Merah Putih: One For All, Dicibir Usai Sesumbar Bikin Film Budget Rp6,7 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.