Diplomat Muda Tewas

Insting Eks Kabareskrim Pada Penjaga Kos, Tenang Lihat Jasad Dilakban, Pegang Rahasia Diplomat Arya?

Instring Eks Penyidik Lihat Gelagat Penjaga Kos Saat Buka Pintu Kamar Diplomat Arya Daru, Ekspresinya Aneh

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Metro TV
GELAGAT PENJAGA KOS - Instring Eks Penyidik Lihat Gelagat Penjaga Kos Saat Buka Pintu Kamar Diplomat Arya Daru 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Penjaga kos Siswanto dianggap menyimpan banyak rahasia terkait penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan. Gelagatnya sepanjang malam sampai berhasil membuka pintu kamar kos pun dinilai janggal.

Sikap Siswanto pun dicurigai sejak ia menerima telepon dari istri Daru.

Mantan Kabareskrim dan eks Dubes RI di Myanmar Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi menilai sikap Siswanto tidak wajar.

Dari pengakuan istri ia tiga kali menghubungi Siswanto untuk meminta mengecek suaminya di kamar 105 indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Pita istri Daru menghubungi penjaga kos pukul 22.40 WIB, 00.48 WIB dan 05.27 WIB.

Pukul 00.27 WIB Siswanto terekam kamera CCTV jalan di depan kamar Daru.

Ia kembali mengintip kamar diplomat muda tersebut pukul 05.20 WIB.

"Logikanya kalau saya diminta tolong saya ketuk dong, 'Mas ibu telepon kok gak diangkat teleponnya ?'. Jawaban dia (penjaga kos) kepada istrinya apa ? 'Bu saya gak berani ngetuk tempatnya bapak'," kata Ito di Diskursus Net.

Sepengalamannya menjadi penyidik polisi, Ito memiliki insting tak baik pada penjaga kos.

"Saya salah satu pengalaman saya dan insting saya yang perlu didalami adalah dari segi gerak-gerik dan perilaku dia," katanya.

Demi menjawab kecurigaan tersebut menurutnya perlu didalami pula jawaban dari istri Daru setelah meminta penjaga kos mengecek kamar.

"Kalau saya bilang, 'eh tolong dong ketuk bapak saya pengen ngomong sama bapak'. Kecuali kita di sini kuncinya istrinya, saat minta cek bapak apa jawabannya dia dan apa yang diharapkan," katanya.

Bukan hanya soal itu, Ito juga menyoroti tindakan Siswanto yang mencongkel jendela.

Baca juga: Hubungan Asmara di Balik Sampah yang Dibuang Diplomat Arya Daru, Sosok Dalam Kamar Kos Jadi Misteri

"Pada saat dibuka pintu itu pertanyaan saya apa gak ada kunci master. Kenapa itu tidak digunakan ?" katanya.

Menurutnya banyak hal yang mesti digali dari Siswanto.

"Banyak hal yang mesti didalami," katanya.

Selain itu juga mengenai barang-barang dalam plastik hitam yang dibuang Daru.

Beredar isu bahwa dalam sampah yang dibuang Daru terdapat alat kontrasepsi dan obat vitalitas pria.

Baca juga: Simbol Kematian di Kasus Diplomat Arya Daru, Mulut dan Mata Dililit Lakban Kuning, Pembungkaman ?

"Kondom itu kan kalau digunakan mungkin bisa dilihat dari dua, dari sperma dan lawannya. Dari lawannya ini kan kita bisa meneliti siapa orang yang dicurigai yang pernah ke sana, kita cek nanti alibinya saat itu ada dimana dia," katanya.

"Kalau memang ada kondom bagi saya seorang penyidik saya akan cek langsung apakah betul, gak mungkin dong kalau gak digunakan dibuang. Kita lihat posisi kondomnya (sudah dipakai atau tidak)," katanya.

Menurut Ito Sumardi, kunci fakta tersebut terdapat pada penjaga kos.

Sebab menurutnya Siswanto pasti mengetahui siapa saja yang pernah datang ke kamar kos Daru.

"Inilah kunci kejujuran si pemilik kos dan penjaga kos. Penjaga kos yang mengatakan siapa yang pernah di sana harus kita lihat alibinya. Kalau perempuan kita cek, kapan waktu dia kita cek lagi, pada waktu kematian. Makanya pentingnya bagaimana otopsi menentukan penyebab dan waktu kematian," katanya.

Waktu kematian inilah hal terpenting demi mengungkap kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan.

"Waktu kematian mengecek alibi orang yang dianggap dekat dengan yang bersangkutan," katanya.

Kecurigaan terhadap penjaga kos Siswanto terjadi saat pertama kali menemukan jasad Daru.

Diketahui Siswanto bersama seorang pria membuka paksa kamar kos Daru.

Ia mencongkel jendela menggunakan obeng lalu membuka kunci ganda yang berada di bagian dalam.

Baca juga: Alasan Polisi Kenapa Kasus Kematian Diplomat Muda Belum Juga Terungkap, Bukan Karena Kendala

Psikolog Zoya Amirin mengatakan reaksi dan mimik wajah dari Siswanto tidak memenuhi syarat psikologis seseorang ketika menemukan suatu hal.

"Reaksi mereka waktu abis mencongkel, kita tuh ada dalam teori sikologi reacting to seeing unusual dead body itu ada terorinya sendiri, di mana dari psychological perspective gitu," katanya.

Tipenya ada tiga, shock and disbelief, fight flight or freeze.

"Ada psychological respon yang mungkin dilakukan sama orang, itu shock and disbelief, satu fight flight or freeze. Of course iya lah ya kan, lari atau bilang gini Astagfirullah, ya ampun ada reaksi fight atau freeze, nge-freeze gitu dia diem," jelasnya.

Adapula Sensory overload dimana seseorang diam tanpa bereaksi.

"Atau ada yang namanya sensory overload. Sensory overload tuh yang kayak ini kenapa nih, jadi bukan tipical flat. Tapi dia kayak dia gak bisa memproses, orang gak bisa memproses kan kayak bengong syok," katanya.

Namun reaksi Siswanto pertama kali membuka pintu melihat jasad Daru dengan kondisi kepala terlakban justru dinilai aneh.

"Ini langsung megang handphone, masuk ke dalam. Tenang sekali yah, buat saya secara sikiologi itu agak aneh, tidak memenuhi syarat beberapa kriteria sikologi respons ketika melihat unusual dead body, dilakban lho. Itu kan sensory over load, fight flight or freeze, shock and disbelief, ini tidak memenuhi ketiganya, buat saya ini menjadi tanda tanya besar," kata Zoya.

 Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved