Diplomat Muda Tewas

7 Fakta Baru Pecahkan Misteri Kematian Arya Daru, Penjaga Kosan Bebas dari Tuduhan? Ini Kata Pakar

Terbongkar 7 fakta baru yang jadi petunjuk pengungkapan misteri kasus tewasnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Youtube channel Kompas TV
DIPLOMAT MUDA TEWAS: Terbongkar 7 fakta baru yang jadi petunjuk pengungkapan misteri kasus tewasnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan. Termasuk nasib penjaga kosan yang sempat dituduh terlibat. 

"Di dalam goodie bag tersebut nanti pada rilis juga akan disampaikan bahwa yang bersangkutan juga sebelum ke Kantor Kementerian, itu sempat di salah satu pusat perbelanjaan, dan CCTV nya sudah kita temukan, sudah kita ambil," imbuh Reonald.

7. Gelagat penjaga kosan

Fakta ketujuh yang disorot publik adalah beredarnya video saat pertama kali jasad Arya Daru Pangayunan ditemukan di dalam kamar kosan nomor 105 pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.40 Wib.

Sosok yang pertama kali membuka pintu kosan dan melihat jasad Arya Daru adalah penjaga kosan, Siswanto.

Dalam video terlihat Siswanto ketakutan dan langsung menjauh saat melihat Arya Daru terbujur kaku dengan kondisi kepala dililit lakban kuning.

Video tersebut lantas ramai dikomentari khalayak yang belakangan menuding Siswanto terlibat dalam kematian Arya Daru.

Karenanya, Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra pun menganalisa gerak-gerik dari Siswanto yang banyak dituduh oleh publik terkait tewasnya Arya Daru.

"Netizen yang bilang 'oh (penjaga kosan) enggak terkejut. Jangan-jangan terlibat'. Semuanya kan jangan-jangan, spekulasi. Sedangkan basis analisa enggak boleh pakai jangan-jangan, basis data," ungkap Kirdi Putra dalam tayangan youtube tv one news, dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (28/7/2025).

Dari hasil pengamatan Kirdi Putra, Siswanto tidak mengisyaratkan raut wajah pura-pura.

Malah kata Kirdi, Siswanto sejatinya memang ketakutan melihat jasad Arya Daru dan baru pertama kali melihatnya.

"Kalau kita perhatikan, ekspresi wajah terkejut itu salah satunya bibir terbuka secara cepat. Respon kalimatnya, apakah terkejut? gerakan yang ditampilkan penjaga kos ketika keluar itu buat saya masih masuk akal bahwa dia terkejut. Karena orang terkejut kan responnya bisa diam, menyerang sesuatu ancaman, atau kabur. Buat saya respon orang ini adalah menjauhi tempat, itu sudah menunjukkan bahwa dia cukup takut, lebih cenderung takut bukan kaget," jelas Kirdi Putra.

"Jadi kalau ekspresi wajah turun ke bawah, tapi tegangnya itu takut. Jadi orang ini benar takut dan benar mau melihat kejadian ini sekali. Untungnya direkam, sehingga kemungkinan untuk merusak, ambil sesuatu itu terekam. Tapi kita enggak tahu sebelum direkam," sambungnya.

Rekaman video saat pertama kali penjaga kosan, Siswanto membuka kamar lalu menemukan diplomat muda Arya Daru Pangayunan sudah tewas akhirnya terkuak.
Rekaman video saat pertama kali penjaga kosan, Siswanto membuka kamar lalu menemukan diplomat muda Arya Daru Pangayunan sudah tewas akhirnya terkuak. (Youtube channel metrotvnews)

Lagipula kata Kirdi, tidak ada gelagat Siswanto sedang bersandiwara dalam rekaman video tersebut.

"Tidak bisa dikategorikan bahwa dia pura-pura terkejut. Bisa kalau ada orang pura-pura terkejut. Tapi kalau yang ditampilkan (penjaga kosan) buat saya responnya cukup genuine, lebih besar takut untuk yang barusan dia lihat," ujar Kirdi Putra.

Dari analisa Kirdi Putra itu seolah mengisyaratkan bahwa Siswanto tidak tahu menahu soal kematian Arya Daru.

Hal tersebut juga dikuatkan dengan pengungkapan Kompolnas soal kasus tewasnya Arya Daru.

Kata Kompolnas, kematian diplomat asal Yogyakarta itu tidak ada kaitannya dengan tindak pidana.

Artinya Arya Daru tewas bukan karena pembunuhan.

"Kalau dari bukti awal, olah TKP, penelusuran secara digital evidence dari 20 titik tadi (CCTV), (pemeriksaan) 15 saksi, itu belum ada mengarah ke pidana," tegas Arief dalam wawancara di Kompas TV

Adapun penyebab kematian Arya Daru berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian kata Arief adalah karena kekurangan oksigen.

"Kalau disebabkan kematian adalah karena kehabisan napas, yaitu kepala korban ditutupi plastik sebelum ditutupi lakban," imbuh Arief Wicaksono.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News  

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved