Taman Safari Sambut Lahirnya Exploitasia, Harapan Baru Banteng Jawa dari Jantung Pangandaran

Seekor bayi banteng kecil, mengambil napas pertamanya di dunia, menandai babak baru dalam kisah konservasi Indonesia yang penuh perjuangan.

Editor: Tsaniyah Faidah
Istimewa/Taman Safari Indonesia
KELAHIRAN BANTENG JAWA - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mengumumkan kabar gembira kelahiran bayi Banteng Jawa di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran pada 27 Juli 2025. 

Mereka tidak hidup dalam kandang sempit, melainkan bebas berkelana di padang rumput yang luas, namun tetap dalam pengawasan medis dan nutrisi terbaik.

Program reintroduksi ini memiliki tujuan mulia: meningkatkan populasi banteng Jawa dengan keragaman genetik yang lebih baik. 

Keragaman ini diperoleh dari populasi terpisah di beberapa Taman Nasional di Jawa, menciptakan gene pool yang kuat untuk masa depan spesies.

Tim 9 petugas lapangan bekerja tanpa lelah memantau setiap aspek kehidupan banteng, mulai dari pemberian pakan, nutrisi tambahan, pengecekan kesehatan, pemantauan masa birahi, hingga pemeliharaan kondisi kandang dan padang gembala. 

Dedikasi mereka membuahkan hasil yang luar biasa. Program ini bukanlah upaya solo.

Kolaborasi megah antara Kementerian Kehutanan melalui BKSDA Jawa Barat, Taman Safari Indonesia yang didukung oleh PT. Star Energy Geothermal Darajat II Limited, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, dan masyarakat lokal menciptakan ekosistem konservasi yang solid.

Exploitasia: Nama dengan Misi Besar

Nama "Exploitasia" yang diberikan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bukan tanpa makna. 

Dalam nama itu tersimpan harapan bahwa si kecil akan menjelajahi dan menguasai habitatnya, menjadi pelopor generasi banteng Jawa yang akan menghuni kembali tanah leluhurnya.

"Nama Exploitasia ini langsung dipilih oleh Pak Menteri Kehutanan. Harapan kami, si kecil ini akan berkembang dengan baik dan menjadi fondasi kuat bagi masa depan populasi banteng Jawa di kawasan Cagar Alam Pananjung," ungkap Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko dalam keterangannya, Senin (28/7).

Lebih dari Sekadar Kelahiran

Kelahiran Exploitasia membuktikan bahwa Pangandaran bukan hanya destinasi wisata pantai yang memukau, tetapi juga rumah yang ramah bagi satwa langka.

Keberhasilan reproduksi alami ini memberikan sinyal positif bahwa habitat dan kondisi lingkungan di pusat reintroduksi telah optimal.

Tim medis BBKSDA Jawa Barat kini bekerja 24 jam memantau perkembangan si kecil dan ibunya. Setiap gerakan, setiap tumbuh kembang, setiap interaksi menjadi data berharga untuk program konservasi masa depan.

Harapan yang Menggema

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved