Soroti Dampak Digitalisasi, Mendukbangga Ungkap Bahaya Algoritma Anak Dipengaruhi Gadget Berlebih

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
MENTERI KEPENDUDUKAN - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kendukbangga/BKKBN) Wihaji bersama Rektor IPB University Prof. Arif Satria menjadi keynote speaker The 54Th IPB Strategic Talks, Kamis (31/5/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (Mendukbangga/BKKBN) Wihaji menjadi keynote speaker The 54Th IPB Strategic Talks.

Kegiatan bertema Sinergi Keluarga dan Negara dalam Perlindungan Anak di Era Digital tersebut digelar di Auditorium Rektorat Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan itu, Wihaji menyoroti pengaruh digitalisasi dalam hal ini gadget terhadap tumbuh kembang anak di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Sebab menurutnya, algoritma anak-anak saat ini banyak terpengaruh oleh dunia digital melalui media sosial maupun game online.

Ia menyebut hal itu perlu diawasi oleh para orang tua karena dapat berpengaruh buruk terhadap prilaku anak ke depannya.

"Kalau kita tidak hati-hati algoritmanya anak-anak berpengaruh negatif terhadap pikiran-pikiran anak, baik pengaruh kekerasan, maupun pengaruh lain termasuk game online yang hari ini kalau gak hati-hati bisa mempengaruhi anak anak dalam kekerasan," ujarnya, Kamis (31/7/2025).

Wihaji menyebut, keberadaan gadget merupakan problem serius saat ini karena seolah menjadi anggota baru di dalam keluarga yang dapat mempengaruhi orang tua maupun anak.

Ia mengungkapkan, 85 persen rakyat Indonesia berakses dengan internet, sementara itu 20,9 persen anak-anak remaja merasa kesepian karena berkurangnya interaksi di dalam keluarga.

"Mohon maaf bukan kita anti handphone anti teknologi tapi semua asik dengan dunia itu. Karena itu berhati-hati," katanya 

Pria berusia 48 tahun itupun berharap kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi, pasalnya pada dasarnya teknogi diciptakan untuk melayani agar menjadi efektif dan efisien, bukan sebaliknya.

Ia meminta kepada para keluarga untuk meningkatkan kembali komunikasi di dalam rumah untuk meminimalisir dampak negatif teknologi.

"Harapan ke depan insya allah saya tadi solusinya cuma satu diajak ngobrol, pas makan bareng letakan handphone ngobrol apa saja engga usah serius yang penting ada ruang untuk komunikasi karena problem keluarga dari situ," katanya.

Senada dengan hal tersebut, menurut Rektor IPB University Prof Arif Satria, diperlukan kesadaran tentang pentingnya pendidikan anak di era digital ini.

Di samping itu, ia menegaskan bahwa IPB University siap untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan BKKBN melalui penelitian yang dilakukan oleh akademisi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved