Breaking News

Pengakuan Istri Tentara yang Tuduh Prada Lucky Menyimpang, Ketar-ketir Usai Dicari Serma Christian

Akhirnya istri tentara yang tega menuduh almarhum Prada Lucky Namo menyimpang mengakui kesalahannya. Sosoknya pun jadi sorotan.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: khairunnisa
kolase Kompas.com
TNI TEWAS DIANIAYA: Foto Serma Christian Namo (kanan) dan putranya, Prada Lucky Namo (kiri). Akhirnya istri tentara yang tega menuduh almarhum Prada Lucky Namo menyimpang mengakui kesalahannya. Sosoknya pun jadi sorotan. 

Prada Lucky Chepril Saputra Namo, berusia 23 tahun, merupakan anggota baru TNI Angkatan Darat sebagai prajurit di Yonif Teritorial Pembangunan (TP) 834/Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Prada Lucky baru lulus dari pendidikan TNI pada Februari 2025 dan secara resmi dilantik pada Juni 2025. Dia bertugas di kompi sejak 7 Juni 2025. Ia meninggal dunia setelah empat hari di RSUD Aeramo, Nagekeo.

Prada Lucky meninggal pada 6 Agustus 2025 sekitar pukul 11.23 WITA dan dimakamkan secara militer pada 9 Agustus dengan prosesi yang juga dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi TNI serta mendapat penghormatan karangan bunga dari pimpinan TNI.

Kakak Lucky, Novilda Lusiana Hetinina Namo menegaskan bahwa adiknya tidak seperti yang dituduhkan.

"Tidak benar dan tidak terbukti. Adik saya selama ini laki-laki normal dan bergaul dengan siapa saja," kata Lusi Namo.

Baca juga: Sosok Atlet Tinju Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky Namo, Juara Porprov Kini Siksa Junior

Menurutnya tuduhan Lucky memiliki orientasi seks menyimpang hanya untuk menutupi kesalahan pada tersangka.

"Pasti untuk menutupi air mereka karena sudah siksa adik saya sampai meninggal," katanya.

Setelah mendapat banyak tekanan, istri tentara, Nafa Arshana akhirnya menyerah.

Ia didampingi suaminya membuat video klarifikasi.

"Saya pemilik akun Nafa Arshana meminta maaf sebesar-besarnya pada Serma Christian Namo atas balasan komentar saya di Facebook yang melukai perasaan keluarga yang sedang berduka," katanya.

Dia menyadari bahwa komentar tersebut merupakan kesalahan.

"Saya sadar balasan komentar saya seperti orang tidak punya empati pada bapak dan keluarga. Komentar saya di Facebook tidak ada maksud untuk membela atau membenarkan oknum penganiayaan yang menyebabkan almarhum meninggal dunia," katanya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan motif senior menganiaya Prada Lucky Namo yakni kegiatan pembinaan.

"Semuanya atas dasar pembinaan. Kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," katanya.

Ia belum dapat menjelaskan detail terkait kronologi dan motif sebenarnya dari penganiayaan yang dialami Prada Lucky Namo.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved