Tak berselang lama, pada menit 52, gawang PBFC akhirnya kembali bergetar.
Kali ini gilaran Dendi Santoso yang mencatatkan namaya di papan skor, usai dengan cermat memanfaatkan kesalahan fatal yang dilakukan Zulvin Zamrun di area pertahannya sendiri. Arema pun berbalik unggul 2-1.
Kontan saja, tensi pertandingan pun semakin meninggi.
Strategi counter attack yang diterapkan anak-anak PBFC mampu beberapa kali membuat kelabakan lini belakang Arema Cronus, yang digalang defender asal Spanyol, Kiko Insa.
Salah satunya melalui sontekan Hermansyah pada menit 55, yang masih mampu digagalkan oleh I Made Wardana.
Sempat dicap mandul karena tak kunjung mencetak gol, Herman Dzumafo yang masuk menggantikan Hermansyah, menjadi aktor penting di pertandingan ini.
Ditempatkan di belakang Febry Hamzah, eks striker PSPS Pekanbaru tersebut mempunyai ruang bebas untuk bergerak di sepertiga akhir lapangan.
Strategi yang diterapkan Kas Hartadi itupun langsung membuahkan hasil.
Namun sayang, umpan terobosan yang diarahkan Dzumafo pada Arpani, masih gagal berbuah gol.
Sepakan winger berpostur mungil itu masih melambung di atas mistar gawang Arema Cronus.
Pada menit 63, Herman Dzumafo akhirnya benar-benar menjadi mimpi buruk untuk lini belakang Arema Cronus.
Sepakan mendatarnya dari luar kotak penalty, yang sebenarnya tak terlalu kencang, gagal diantisipasi dengan sempurna oleh I Made Wardana.
Blunder kiper Arema Cronus itu membuat kedudukan menjadi imbang 2-2.
Di sisa laga, pasukan Arema Cronus semakin gencar melancarkan serangan. Pada menit 77, Singo Edan sebenarnya memiliki kans besar untuk unggul.
Namun secara luar biasa, Galih Sudaryono berhasil melakukan penyelamatan gemilang ketika menggagalkan sepakan keras Fery Aman Saragih di mulut gawang.