"Sebenarnya secara fisik Bu Iis sehat, cuma dia nggak mau berkomunikasi dan bersosialisasi dengan siapapun, termasuk anak-anaknya," jelas Ade.
Kedua anak laki-lakinya, kini bekerja sebagai penambang pasir dan pemecah batu di galian sekitar.
"Anak-anaknya yang besar sekolah cuma sampai SD, jadi kerja ke galian, kalau yang perempuan lagi sekolah kelas 3 SMP," katanya lagi.
Kondisi rumah Iis sangat memprihatinkan, bagian atapnya sudah rusak sehingga sering bocor ketika hujan.
Kaca depan rumahnya juga sudah rusak, dan kondisi dapurnya sangat kotor tidak terawat.
Hanya ada satu ranjang, serta kasur lantai untuk alas tidur.
Tribunnewsbogor.com/Vivi Febrianti
Karena gangguan jiwa yang dialaminya, Iis tak bisa merapihkan rumah ketika ketiga anaknya sedang bekerja dan sekolah.
Sehingga kondisi rumahnya sangat berantakan dan tampak kumuh.
Apalagi, di depan rumanya terdapat kandang kambing milik tetangga, yang berdampingan dengan MCK yang sudah tidak layak.
"Bu Iis mah nggak pernah keluar, paling ke warung sekali-kali, terus ke depan rumah sebentar ntar masuk lagi diem di kamar," ujar tetangga sebalahnya, Anih.
Jangankan mengurus rumah dan anakn-anaknya, mengurus dirinya sendiri saja, Iis sudah tidak bisa.
"Makan sama buang air kadang sudah di kamarnya saja, mau dibawa ke rumah sakit juga anak-anaknya uang dari mana," kata dia.
Sayangnya, saat TribunnewsBogor.com berkunjung ke rumahnya, ketiga anak Iis sedang tidak ada di rumah.
Iis merupakan satu dari puluhan janda yang ada di Kampung Janda, Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.