Kala itu uang penjualan rumah digunakan untuk biaya operasi.
Cobaan Dzakir tak selesai sampai disitu saja, uang hasil penjualan rumahnya tak cukup untuk menutupi biaya operasi.
Dia kembali meminjam uang.
Tujuh tahun lalu, dengan segala uang hasil pinjaman sana-sini, Dzakir dioperasi dan dia dinyatakan sembuh.
Ternyata penyakit Dzakir kembali kambuh dan benjolannya semakin banyak sampai sekarang
Menurut aktivis sosial dari Panti Silih Asih, Nani Rohaeni (48), bahwa Dzakir sempat tidak bisa melakukan aktifitas apapun namun ia sedikit bersyukur karena mendapatkan obat dari jakarta sehingga Dzakir bisa beraktifitas untuk sementara.
"Kalo dulu malah kayak robot, gak bisa ngapa-ngapain, ininya mengeras, pendengaran gak lancar, ini kan mengeras semua. Akhirnya kita cari donatur Gema sosial dari jakarta dapet bantuan obat herbal," katanya.
Kini Dzakir beserta istri harus tinggal di rumah majikan istrinya, yaitu sebuah vila pribadi di Kampung Citalingkup, Megamendung.
Harta yang mereka punya sudah tidak ada, bahkan sehabis operasi, hutang-hutangnya yang berjuta-juta belum juga terlunasi dengan gaji istrinya sebagai penjaga vila yang pas-pasan.
Bahkan sampai saat ini pihak pemerintah belum memberi bantuan apa pun kepada Dzakir dan istri.