TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Krishna Murti kali ini tak tinggal diam melihat penghakiman yang dilakukan netizen Indonesia.
Hal tersebut berawal dari kerusuhan Mako Brimob.
Ya, kerusuhan dan penyanderaan terjadi di rumah tahanan itu pada Selasa (8/5/2018) dini hari hingga Kamis (10/5/2018).
Kerusuhan yang berawal dari cekcok soal pemeriksaan makanan keluarga napi itu berujung mengerikan.
Sebanyak 5 polisi dan 1 napi tewas dalam insiden tersebut.
Satu napi terorisme di ruang C tewas ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas.
Baca: Sempat Dikira Bom, Lapak Petasan Di Pasar Kebon Kembang Terbakar Diduga karena Rokok
Sebelum penyanderaan berakhir pada Kamis (10/5/2018) pagi, foto-foto kerusuhan itu sempat viral dan membuat netizen murka.
Pasalnya, dalam foto-foto itu, nampak bagaimana cara para pelaku menyiksa para polisi yang disandera.
Namun, diantara berbagai pendapat netizen, ada saja yang masih ragu soal kejadian mengerikan tersebut.
Mereka menudingnya hanya settingan pihak kepolisian dan pemerintah.
Baca: Sempat Dikira Bom, Lapak Petasan Di Pasar Kebon Kembang Terbakar Diduga karena Rokok
Lalu, tiba-tiba hari Minggu (13/5/2018) Surabaya diguncang bom yang lebih besar.
Tepatnya pada pukul 07.05 WIB, tiga gereja diserang sejara bersamaan oleh bom yang berdaya ledak tinggi.
Gereja tersebut diantaranya GKI Jalan Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Ngagel, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno.
Total ada 13 orang meninggal dunia dan 41 orang lainnya.
Mantan anggota Jemaah Islamiyah, menyebut teror bom Surabaya ini balas dendam akibat beredarnya video polisi yang menyuapi para napi terorisme ketika hendak menuju Nusakambangan.