Penyesalan Bripka Iwan: Rekan-rekan Berjuang Sampai Titik Darah Penghabisan, Saya Tak Berbuat Apapun

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat menjenguk Bripka Iwan Sarjana di RS Bhayangkara R Said Sukanto, Jakarta, Sabtu (12/05/18)

Sebelumnya, Bripksa Iwan mengawali video itu dengan menceritakan suasana saat dirinya tengah disandera.

"Saat disandera, saya ditutup mata saya, tidak bisa melihat tidak bisa bergerak, kaki diikat tangan diikat," ujarnya.

Lebih lanjut, Iwan menceritakan apa yang ia dengar dari para napi teroris yang menyanderanya, bahwa rekannya sudah dieksekusi karena menolak diinterogasi.

"Saya mendengar salah satu teroris itu bicara, di situ ada temanmu, adekmu yang masih muda itu, saya eksekusi, saya interogasi tidak mau, dia meminta langsung saja ditembak mati daripada saya diinterogasi, seperti itu," jelasnya.

Baca: Terungkap ! Ternyata Ini Yang Membuat Napi Teroris di Mako Brimob Habisi 5 Nyawa Polisi Secara Sadis

Baca: Disandera Teroris Selama 30 Jam, Bripka Iwan: Rekan Saya Ditembak Mati Karena Menolak Diinterogasi

Bripka Iwan juga mengatakan dirinya tidak mengenal siapa teroris yang berbicara seperti itu.

"Saya tidak kenal karena saya ditutup mata saya, tidak mengenalinya," kata dia.

Selanjutnya, Bripka Iwan menceritakan suasana di Mako Brimob saat itu yang begitu mencekam.

"Sangat mencekam sekali, di antara hidup dan mati," ujarnya.

"Saya ingat keluarga saya di rumah, saya nggak akan pernah bertemu lagi dengan mereka," tambahnya.

Namun dalam suasana di antara hidup dan mati itu, rupanya Bripka Iwan masih menyimpan harapan dirinya bisa selamat.

"Terus saya berharap ada yang membebaskan saya, dari pimpinan, dari rekan-rekan semua, mengetahui kalau di dalam itu masih ada anggotanya yang masih hidup, itu saja yang saya berharap dan berdoa sama Allah. Agar pimpinan memikirkan ke depan seperti apa langkah-langkah terhadap saya, sampai akhirnya saya dibebaskan," kenangnya.

Baca: Kesaksian Bripka Iwan Sarjana Satu-satunya Sandera yang Selamat: Cuma 1 Persen Kesempatan Saya Hidup

Baca: Tiba di Surabaya Lalu Bom Meledak, Begini Jawaban Kapolri Saat Ditanya Apakah Intelijen Kecolongan?

Bripka Iwan juga menjabarkan apa saja yang ia alami selama lebih dari 30 jam berada dalam sandera.

"Saya disekap, diikat, saya berpikir persentase saya 99 persen mati 1 persennya hidup, nah satu persen itulah Allah kasih kepada saya. Allah yang pandai membolak-balikan hati seseorang," jelasnya.

Selama dalam penyanderaan, ia mengatakan kalau dirinya tak pernah putus berdzikir dan berdoa.

"Saya pikir kalau memang ini takdir saya harus mati, di sinilah saya mati, tapi kalau memang takdir saya masih hidup, berarti Allah menghendaki saya hidup dan tetap mengabdi kepada Polri," katanya.

Bripka Iwan juga mengatakan jika dirinya dilepas saat para napi tersebut meminta makanan, disaat itu pula dirinya dibebaskan. (*)

Berita Terkini