Melansir Tribunnews.com, Setelah menyampaikan hasil pertemuan, SBY ditanya oleh wartawan apakah dalam pertemuan semalam mendorong AHY menjadi cawapres pendamping Prabowo.
SBY menjawab, pertemuan tersebut belum spesifik membahas cawapres yang akan diusung Partai Gerindra dan Partai Demokrat.
"Kami tidak membicarakan urusan cawapres. Saya ulangi, setiap parpol tentu menginginkan salah satu kadernya jadi capres atau cawapres, demikian juga Partai Demokrat. Tapi cawapres bukan harga mati," ujar SBY.
• Fakta Di Balik Batik Sidomukti dan Parang Rante yang Dikenakan SBY dan Prabowo, Punya Makna Berbeda
Prabowo lantas meneruskan jawaban SBY.
"Pak SBY tidak meminta AHY sebagai cawapres sebagai harga mati. Beliau minta kami mencari nama yang terbaik," ujar Prabowo.
Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa nama AHY sebagai salah satu nama yang dipertimbangkan sebagai cawapres.
Menurut Prabowo, ia membutuhkan kriteria cawapres pendamping yang memiliki kapabilitas dan bisa berkomunikasi secara baik dengan generasi muda.
"Tapi kriteria yang saya butuhkan, capable, orang yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan generasi muda karena memang pemilih mayoritas di bawah 40 tahun," kata Prabowo.
• SBY Sebut Jalan Demokrat Berkoalisi Dengan Jokowi Penuh Rintangan
"Umpama nama AHY muncul saya harus katakan, why not," tuturnya.
"Begitu, Pak," kata Prabowo sambil menengok ke arah SBY yang berdiri di sampingnya.
SBY merespons dengan berangguk-angguk.
Mendengar pengakuan Prabowo tersebut, AHY tersenyum.
Ketika ditanya soal kemungkinan berkoalisi dengan Presiden Joko Widodo, SBY mengungkapkan pihaknya juga menjalin komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Namun, upaya Partai Demokrat untuk menjalin koalisi dengan kubu Jokowi rupanya menemui banyak kendala.
"Saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi hampir satu tahun untuk menjajaki kemungkinan kebersamaan dalam pemerintahan. Pak Jokowi juga berharap Demokrat di dalam. Tapi kami menyadari banyak rintangan dan hambatan," kata SBY.