"justru saya penyusunam kabinet sangat keras mengkritik beliau karena banyak orang yang tidak seharusnya ada disitu malah ada, statment saya masih ada bahwa Jokowi tunduk pada pemodal," kata Ferdinand Hutahaen menimpali argumen Kapitra.
• Ruhut Sitompul Sebut Kubu Sebelah Sering Mengganggu, Ferdinand: Saya Kasihan Abang Ikut Sebar Hoaks
Meski begitu Najwa Shihab sebagai pembawa acara Mata Najwa kembali menggiring perdebatan ke topik yang diangkat.
Najwa Shihab memberi pertanyaan soal jenderal yang dimaksud Ferdinand Hutahaean dalam video.
"siapa yang anda maksud ? karena kan lawan Jokowi waktu itu pak Prabowo," kata Najwa Shihab, pembawa acara Mata Najwa.
• Fadli Zon Nilai Metode Lembaga Survey Sudah Usang, Yunarto Wijaya Tunggu Keberanian Gerindra
Penonton, termasuk narasumber yang hadir mulai bersorak dan tertawa.
"Pak prabowo belum ada capres, jokowi juga belum capres. saat orasi itu ada kami justru berjuang menekan bu Megawati termasuk mba Puan untuk mencapreskan Jokowi. jadi yang saya sampaikan bangsa kita korupsi memang merajarela," kata Ferdinand Hutahaen.
Soal Ferdinand Hutahaean di segmen berikutnya Mata Najwa, Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya sempat menyinggung Ferdinand Hutahaean.
Yunarto Wijaya bahwa menyebut dirinya tak menyangka melihat video Ferdinand Hutahaean berorasi mendukung Jokowi.
"kita bisa komentarai politisi yang Twitternya yang paling fenomenal, pertama kita lihat di Twitter anti ceb*ng, tapi ternyata 4 tahun lalu pidato layakmnya panglima ceb*ng," kata Yunarto Wijaya.
Sekali lagi, penonton dan narasumber di Mata Najwa kembali bersorak membuat studi menjadi riuh.
Yunarto Wijaya juga menerangkan sebaiknya tak membangun politik kultus.
Dengan politik kultus nantinya akan membangun hubungan seperti layaknya pelayan dengan majikan.
"kedua, jangan membangun politik kultus yang terbangun relasi plelayan dengan juragan, contohnya lagi bung Ferdinand.
• Prabowo Dinilai Tak Serius Nyapres, Ferdinand Hutahaean Anggap Andi Arief Bicara sebagai Netizen
Bung Ferdinand mungkin ingat pada bulan Mei tahun 2015 sebagai Direktur Eksekutif Energi Watch, pernah mengatakan membela Sudirman Said ketika ingin membubarkan Petral, ketika ada reaksi dari SBY (Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono), bung Ferdinand mengatakan 'SBY jangan lebay' disitu,
Saya tidak mendengar kritik itu ketika bung Ferdinand sudah masuk partai yang saya tangkap seperti sedang membangun hubungan antara pelayan dengan tuan dengan SBY," papar Yunarto Wijaya.