Ramadan 2019

Kentut di Dalam Air, Bisa Membatalkan Puasa Ramadhan? Ini Kata Ustaz

Penulis: Uyun
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kentut

Jika muntahannya tertelan dengan sengaja maka puasanya dihukumi batal.

4. Melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis (jima’) dengan sengaja

Bahkan, dalam konteks ini terdapat ketentuan khusus: puasa seseorang tidak hanya batal dan tapi ia juga dikenai denda (kafarat) atas perbuatannya.

Denda ini adalah berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, ia wajib memberi makanan pokok senilai satu mud (0,6 kilogram beras atau ¾ liter beras) kepada 60 fakir miskin.

Hal ini tak lain bertujuan sebagai ganti atas dosa yang ia lakukan berupa berhubungan seksual pada saat puasa.

Tata Cara Sholat Tarawih & Witir - Jumlah Rakaat, Niat dan Doa Sesudah Tarawih & Witir: Arab/Latin

5. Keluarnya air mani (sperma) disebabkan bersentuhan kulit

Misalnya, mani keluar akibat onani atau sebab bersentuhan dengan lawan jenis tanpa adanya hubungan seksual.

Berbeda halnya ketika mani keluar karena mimpi basah (ihtilam) maka dalam keadaan demikian puasa tetap dihukumi sah.

6. Mengalami haid atau nifas pada saat puasa

Selain dihukumi batal puasanya, orang yang mengalami haid atau nifas berkewajiban untuk mengqadha puasanya.

Dalam hal ini puasa memiliki konsekuensi yang berbeda dengan shalat dalam hal berkewajiban untuk mengqadha.

Sebab dalam shalat orang yang haid atau nifas tidak diwajibkan untuk mengqadha shalat yang ia tinggalkan pada masa haid atau nifas.

Catat Tanggal 15-17 Mei ! 6 Stasiun KRL Sediakan Takjil Gratis bagi Para Penumpang

7. Gila (junun) pada saat menjalankan ibadah puasa

Ketika hal ini terjadi pada seseorang di pertengahan melaksanakan puasanya, maka puasa yang ia jalankan dihukumi batal.

8. Murtad pada saat puasa

Murtad adalah keluarnya seseorang dari agama Islam.

Misalnya orang yang sedang puasa tiba-tiba mengingkari keesaan Allah subhanahu wata’ala, atau mengingkari hukum syariat yang sudah menjadi konsensus ulama (mujma’ alaih).

Di samping batal puasanya, ia juga berkewajiban untuk segera mengucapkan syahadat serta mengqadha puasanya. 

Delapan hal diatas adalah perkara yang dapat membatalkan puasa, ketika salah satu dari delapan hal tersebut terjadi pada saat puasa, maka puasa yang dijalankan oleh seseorang menjadi batal.

Sehingga, di bulan lain selain bulan Ramadhan, wajib untuk mengganti puasa tersebut dengan cara qadla. (*)

(TribunnewsBogor.com/TribunKaltim)

Berita Terkini