Selam ini dia tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya menabung untuk haji dari hasil berjualan rujak.
“Kami tidak tahu kalau bapak itu nabung untuk naik haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji,” kata Rihayah.
Dikabarkan, pasangan suami istri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada kloter terakhir.
Terlihat seperti biasanya dalam tradisi masyarakat Lombok, di depan rumahnya, sebuah tenda klansah atau tenda berata[kan daun kelapa sudah dipersiapakan sebagai lokasi zikir dan doa keberangkatan pasangan Sahyun dan Kidah.
Terlihat juga baliho besar yang dipasang di depan gang rumah Sahyun bertuliskan ucapan selamat menunaikan ibadah haji Bapak Sahyun dan Kaidah, semoga menjadi haji yang mabrur. (*)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Penjual Rujak Naik Haji: Nabung Rp 5.000 Per Hari, Serasa Mimpi Namanya Dipanggil")