Saat tiba di rumah, balitanya dibawa oleh AK bersama pengasuhnya ke sebuah kamar di bagian belakang rumah dan dibiarkan dikunci.
"AK membawa pembantunya dan anaknya ke tempat tidur di belakang dan dikunci dari luar. Mereka disiapkan susu supaya mereka tidur di situ," kata Nasriadi.
Dimalam harinya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23) dibunuh oleh pelaku.
Korban Dibunuh setelah meminum jus yang berisi campuran obat tidur.
Korban Pupung Sadili, kata AKBP Nasriadi, dibunuh dengan cara dibekap menggunakan handuk yang diberi alkohol saat tertidur pulas oleh kedua eksekutor.
Sedangkan Dana dibunuh bersama-sama oleh AK, anaknya KL yang baru datang setelah Edi Chandra terbunuh dan dua eksekutor.
"AG dan SG setelah itu bersama KL dan AK mereka berempat melakukan eksekusi terhadap Dana. Saat itu karena obat tidur kurang berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan dan sempat teriak minta tolong dan disitu lah dilakukan pembunuhan dengan cara mengikat, mencekik dan sebagainya," kata Nasriadi.
Utang Rp 10 Miliar
Otak pelaku Aulia Kesuma alias AK (35) nekat membunuh suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana (24) karena masalah utang piutang.
Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi menjelaskan bahwa utang yang menjerat otak pelaku ini mencapai Rp 10 Miliar.
"Di bank A tersangka punya utang Rp 7 miliar, di bank B tersangka memiliki utang Rp 2,5 miliar dan tersangka juga memiliki utang kartu kredit sebanyak Rp 500 juta. Sehingga total utang si tersangka ini adalah Rp 10 miliar," kata Nasriadi dalam jumpa pers di Mapolres Sukabumi, Rabu (28/8/2019).
Utang yang begitu besar ini membuat tersangka AK tertekan.
• Alasan Istri Muda Pilih Sukabumi Jadi Lokasi Pembakaran Suami dan Anak Tirinya
Kemudian AK merayu suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili untuk menjual salah satu rumahnya yang disewakan menjadi tempat pencucian kendaraan.
Tim Puslabfor Mabes Polri melakukan olah TPK dibangkai mobil terbakar Selasa (27/8/2019) (istimewa)
Namun sang suami tidak setuju sehingga AK pun merasa sakit hati.
Selain itu, motif lainnya adalah ketidak cocokan dalam rumah tangga antara tersangka dengan suaminya, Pupung Sadili terkait status anak.