Dendam 16 Tahun Paman dan Keponakan Berakhir Mengerikan, Saksi Mata Ketakutan Lihat Tebasan Parang

Penulis: Damanhuri
Editor: Soewidia Henaldi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paman dan Ponakan terlibat perkelahian menggunakan senjata tajam. Paman menghabisi nyawa keponakannya menggunakan parang.

Menurutnya, leher korban pun terputus dari badannya dan terpental sekitar 5 meter.

"Selanjutnya saksi lari ke perkampungan dan berteriak bahwa ada orang sementara diparangi," beber Aiptu Andi Akbar.

Petugas yang mendapatkan informasi dari warga langsung mengevakuasi jasad korban untuk dilakukan visum dan otopsi.

Hasil visum menunjukkan leher korban putus serta ada luka di siku tangan kanan, dan jari tangan kiri.

Setelah divisum, korban dibawa ke rumahnya di Dusun Batueja untuk dimandikan.

Jenazah korban rencananya akan dikebumikan pekuburan keluarga di kampung Balombong Kelurahan Camba Jawa Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto.

Diduga Karena Masalah lahan

Menurut Kepala Desa Taring Abdul Azis Gassing menuturkan, pelaku dan korban masih satu rumpun keluarga.

"Iye. Pelaku ini adalah om korban. Jadi mereka masih satu rumpun keluarga," kata Aziz kepada Tribun Timur, Senin (11/11/2019).

Namun, keduanya tidak akur lantaran permasalahan sengketa lahan.

Lahan itu adalah tanah garapan yang sudah dikuasi pelaku sejak 16 tahun terakhir.

• Kronologi Pembunuhan Driver Ojol Wanita di Rusun Cakung, Tersangka Ternyata Tetangga Korban

• Kronologi Ibu Guru Ajak Muridnya Berhubungan Intim Bertiga dengan Pacar di Kos, Awalnya Diraba-raba

Rumah rumah duka, Daeng Sampara Bin Dading yang menjadi korban pembunuhan sadis di Biringbulu Kabupaten Gowa. (TRIBUN TIMUR/ARI MARYADI)

Dalam dua tahun terakhir, tanah itu rupanya bersengketa dengan korban.

Namun belum ada kesepakatan ataupun solusi dari masalah lahan tersebut

Aziz selaku kepala desa mengaku sudah beberapa kali mencoba memediasi keduanya.

Namun, mediasi yang dilakukan selalu menemui jalan buntu.

Halaman
123

Berita Terkini