Kisah Pedagang Nasi Uduk Korban Penipuan First Travel, Bangun Jam 3 Malam Demi Bisa Pergi Umroh

Penulis: Damanhuri
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eli salah satu korban First Travel (kiri), Tiga bos First Travel saat menjalani sidang

Menurut Eli, ia hanya penjual nasi uduk yang berjuang mengumpulkan uang untuk berangkat umroh bersama ibunya.

"Jujur saja saya hanya seorang pedagang nasi uduk, yang ingin sekali menunaikan ibadah. Saya mengumpulkan sedikit demi sedikit, saya berharap saya bisa pergi dengan ibu saya," ujarnya wanita berkerudung kuning sambil berurai air mata.

Menurut Eli, First Travel menjanjikan memberangkatkan Eli bersama ibunya pada bulan Maret 2017.

Namun, First Travel menunda keberangkatannya dan akhirnya diminta tambahan agar bisa berangkat di bulan ramadhan.

Terdakwa penipuan First Travel ((KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO))

Saat itu, ia diminta tambahan setoran oleh First Travel sebanyak 2,5 juta perorang.

Ia pun kembali menyetorkan uang kepada First tavel sebanyak Rp 5 juta untuk tambahan 2 orang sebagai tambahan setoran yang diminta Firts Travel.

"Saya diundur sampai akhirnya ditawari satu tambahan sejumlah 2,5 juta, katanya tambahan di bulan Ramadhan.

Saya cari tambahan pak demi agar bisa menunaikan ibadah, saya setorkan 5 juta untuk berdua.

Tapi akhirnya apa, di bulan Ramadhan pun saya tidak diberangkatkan," ucapnya.

Eli menegaskan, jika selama ini dirinya tidak berdiam diri, ia berusaha mencari keadilan dan mengikuti perkebangan kasus First Travel dengan mendatangi pengadilan.

"Sampai saat ini saya mencoba mencari keadilan, mungkin bagi First Travel atau pemerintah terkait uang saya tidak berharga. Tapi untuk saya uang itu berarti," ujarnya.

Daftar Aset First Travel yang Disita Negara, Mobil Mewah hingga Kacamata Branded Bukan untuk Korban

Eli, salah satu korban First Travel (Youtube/Indonesia Lawyers Club)

Sebab, kata Eli, ia harus berjuang bangun jam 3 pagi untuk berjualan nasi uduk dan uangnya ia kumpulkan untuk disetorkan ke First Travel agar bisa berangkat umroh.

"Saya harus bangun jam 3 malam, saya harus jualan di pagi hari, saya harus mencari dan ngumpulin sedikit demi sedikit," ucapnya.

"Sampai akhirnya, ibu saya meninggal. Sampai dia belum menunaikan ibadahnya," kata dia sambil berharap mendapatkan keadilan.

Eli pun masih terkenang sebelum sang ibunda meninggal dunia.

Halaman
1234

Berita Terkini