"Kenapa? Karena istilah radikalisme nggak pernah didefinisikan, seandainya didefinisikan lalu dia diturunkan, diukur berdasarkan SKB (surat keputusan bersama)," ucap Rocky Gerung.
"Iya karena tadi dia katakan akan ada di KUHP, seluruh potensi pelanggaran itu, ideologi, penghinaan, ada di KUHP, ngapain dibikinin SKB?
Kan itu dibuat-buat kan? dari fatif, dari KUHP, bukan SKB, ya langsung aja deliknya kena kan," beber Rocky Gerung.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga mengungkap permasalah yang dialami puluhan negara saat ini.
"Yang kedua, saya baca dalam beberapa hari ini ada 30 negara di seluruh dunia yang mengalami social address, krisis sosial, protes segala macam tu. Di Eropa, Spanyol, Prancis, Inggris, Afrika, Mozambik, Zimbabwe, segala macam, Asia, Hong Kong, Thailand, Amerika Latin, Equador, Chile, segala macam," kata Rocky Gerung.
Persoalan itu, menurut Rocky Gerung, sangat berbeda dengan apa yang dipersoalkan di Indonesia.
• Disebut Stres karena Gagal Jadi Menteri Prabowo, Rocky Gerung: Saya Sudah Masuk Kabinet Said Didu
• Ditanya Kenapa Tidak Pernah Muncul Lagi di ILC, Rocky Gerung: Tanya Sama Pak Karni Ilyas
"Dari 30 negara itu nggak ada yang mengalami problem radikalisme, yang ada adalah krisis daya beli, yang ada adalah protes publik terhadap pelayanan kesehatan yang memburuk, yang ada adalah kritik panjang lebar yang menginginkan demokrasi di Hong Kong, dan akhirnya tadi kelompok pro demokrasi menang di distrik yang biasa dimenangkan oleh pemerintah China," kata Rocky Gerung.
Kemudian Rocky Gerung pun melihat bahwa dunia saat ini sedang mengalami turbulensi karena karena persoalan hukum.
"Bukan karena radikalisme, nah seluruh problem di 30 negara itu ada di Indonesia sekarang, dan gak ada orang yang mau bicara itu," ungkap Rocky Gerung.
Bahkan Rocky Gerung mengatakan bahwa isu radikalisme ini hanya alibi untuk menutup problem lainnya yang sebenarnya terjadi di Indonesia.
"Orang pindah pada soal radikalisme, jadi kelihatannya pemerintah itu gugup dan gagap untuk memastikan apa sebetulnya problem bangsa ini," tutur Rocky Gerung.
Sebab menurut Rocky Gerung, teroris saat ini bergerak secara inividual, begitu juga pihak yang berpikir soal negara alternativ.
"Jadi bahaya radikalisme kalau dia diorganisir, nah organisasinya udah dibubarin sama pemerintah, HTI misalnya yang dituduh, kan udah bubar. Jadi sekarang pelakunya individual, apa yang ditakutkan dari pelaku individual?," ucap Rocky Gerung.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa seharusnya pemerintah tidak terlalu mengkawatirkan secara berlebihan persoalan radikalisme ini.
"Kan mustinya ketakutan itu kalau ada gerakan masif, sistematis, dan terorganisir ada pemimpinnya, ini nggak ada dan nggak perlu dikhawatirkan. Setiap orang bisa berpikir untuk ganti ideologi, tapi itu cuma dia sendiri yang berpikir, tidak dimungkinkan dia bikin kongres mengganti pancasila kan? Jadi apa soalnya?," tegas Rocky Gerung.
• Rocky Gerung Ungkap Jawaban Kenapa Tidak Pernah Muncul Lagi di ILC, Singgung Nama Karni Ilyas
• Sebut Jokowi Sedang Bangun Dinasti Sendiri, Rocky Gerung: PDI-P dan Gerindra Akan Jadi Oposisi