Pengakuan Sopir Dianiaya saat Kerja dengan Majikan di Bintaro, Masih Dipukul Walau Sudah Memar

Penulis: Mohamad Afkar S
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang sopir yang bernama Yanuardi (47) mengalami luka lebam disekujur tubuhnya diduga akibat dianiaya oleh majikannya, LW. Yuniardi pun melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Tangerang Selatan, Kamis (5/3/2020).(KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi)

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang sopir dianiaya di Tangerang Selatan melaporkan kejadian yang dialaminya saat bekerja dengan majikannya.

Sopir beridentias Yuniardi (47) ini datang ke Mapolres Tangerang Selatan pada Kamis (5/3/2020) kemarin.

Ia datang untuk melaporkan kejadian yang dialaminya saat bekerja di perumahan kawasan Bintaro Sektor 7 Tangerang Selatan.

Yuniardi telah bekerja bersama majikannya selama satu bulan sebelum akhirnya memutuskan berhenti.

Selama satu bulan bekerja, Yuniardi mengaku kerap mendapat perlakuan kasar.

Yuniardi mengungkapkan jika dirinya kerap dipukul dan ditendang.

Menurutnya, perlakuan tersebut terjadi sebanyak dua kali dalam waktu satu bulan terakhir ini.

Kesaksian Warga Temukan Mayat Wanita Dalam Karung di Hutan, Kerabat Sempat Lihat Lambaian Tangan

Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Tiga Pelajar Aniaya Guru di Kupang

Peringatan Dini BMKG Jumat (6/3/2020), 12 Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin

Dilansir dari Kompas.com, Yuniardi kini merasa trauma akibat perlakukan kekerasan yang diterimanya.

"Saat ini saya masih trauma jika mengingat kejadian," ujar Yuniardi di Polres Tangsel, Kamis (5/3/2020).

Dengan kondisi tubuh memar dan jalan pincang, Yuniardi berharap mendapat keadilan.

"Saat ini saya minta keadilan saja," ucapnya.

Dapat perlakuan kasar sejak beberapa hari masuk kerja

Yuniardi menceritakan awal mula dirinya mendapat perlakuan kasar selama dirinya bekerja bersama majikannya itu.

Seorang sopir yang bernama Yanuardi (47) mengalami luka lebam disekujur tubuhnya diduga akibat dianiaya oleh majikannya, LW. Yuniardi pun melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Tangerang Selatan, Kamis (5/3/2020).(KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi) (Kompas.com)

Perlakuan kasar tersebut pertama kali dialami oleh Yuniardi sejak beberapa hari bekerja.

Kala itu, Yuniardi diminta majikannya memanaskan mobil untuk mengantar dua cucu majikan ke suatu tempat.

"Jam 6 pagi sudah manasin mobil. Tapi jam 6 itu harus pakai mobil dua. Karena cucu dua berarti harus ada dua. Tapi sopir yang satu cuma sediakan satu mobil. Kebetulan saya lagi duduk, dipanggil bapak (LW) di situ saya dipukuli di garasi," ungkap Yuardi.

Kejadian penganiyaan pun kembali terjadi saat Yuniardi diminta menjemput anak majikannya.

Saat itu mereka dikawal voorijder.

Kumpulan Amalan Sunah Jumat untuk Laki-laki & Perempuan, Baca Surah Al-Kahfi hingga Memotong Kuku

Jadwal Lengkap Liga 1 2020 Pekan Kedua Akhir Pekan Ini, Ada Pertandingan yang Ditunda

Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Tiga Pelajar Aniaya Guru di Kupang

Peringatan Dini BMKG Jumat (6/3/2020), 12 Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin

Ketika hendak masuk tol, terjadi kesalahpahaman hingga menyebabkan plang pintu tol patah.

"Jadi motoris lewat, kemudian saya ikut lewat otomatis plang tertutup dan kena mobil hingga patah, dikira saya enggak nge-tap (bayar tol) . Kemudian saya jalan, kata anaknya selesaikan dulu masalah itu," kata Yanuardi.

Setibanya di rumah, Yuniardi mengungkapkan dirinya kembali dipukuli.

"Abis kejadian itu saya dipanggil habis kejadian itu. Emang saya sudah ditunggu. Dia minta penjelasan kenapa bisa kepentok. Habis itu saya diajak ke sebelah tangga. Sudah di situ saya dihajar. Pakai tangan kosong di (bagian pala). Saya takut dan saya meringkuk di tembok," ujarnya.

Sempat dikira pura-pura sakit

Dilansir dari TribunJakarta.com, Yuniardi memutuskan resign dari pekerjaannya karena sakit sekaligus merasa tertekan.

FOLLOW:

Sebetulnya, Yuniardi terikat kontrak dua tahun sesuai kesepakaatan sebelum diterima kerja.

Dalam perjanjiannya, Yuniardi bekerja di rumah itu selama dua tahun sejak awal Februari 2020.

"Saat itu (sebelum keluar) Saya diminta cari pengganti dulu," katanya.

Sebelum keluar, Yuniardi dituding berpura-pura sakit walau beberapa bagian tubuhnya membiru.

"Saya tahu orang sakit sama enggak, kata dia. Siap Pak, habis ngomong gimana lagi, siap Pak," ujar Yanuardi.

"Nanti kamu saya pukulin lagi, jangan Pak, takut. Takut saya," ujar Yanuardi menirukan percakapannya dengan sang majikan sambil menangis di Mapolres Tangsel, saat membuat laporan.

Tindakannya Merusak Alam di Daerah Rawan Bencana, Pria Ini Rupanya Masih Warga Setempat

Kesaksian Warga Temukan Mayat Wanita Dalam Karung di Hutan, Kerabat Sempat Lihat Lambaian Tangan

Mayat Wanita Bertato Burung Hantu Ditemukan Dekat Hotel Bandung, Jasadnya Ditutup Plastik Hitam

Yuniardi menambahkan, sedikitnya ada 40 pekerja di dalam rumah majikannya tersebut.

"Ada 40 orang ada kali. Driver empat, sisanya pembantu laki dan perempuan. Kalau saya dengar juga merasakan (dianiaya) juga," ucapnya.

Meski tidak melihat, Yuniardi yakin pemukulan itu juga dialami pekerja lain di rumah itu.

Yanuardi dan Fitri saat melaporkan kasus penganiayaan terhadap dirinya di Mapolres Tangsel, Serpong, Kamis (5/3/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Dia mendengar bahwa pekerja lain diperlakukan seperti itu di dalam ruangan.

"Karena mereka mukul itu di ruang tertutup jadi kita lihat keluar udah (luka) ini. Semua begitu makannya banyak yang kabur," ungkapnya.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkini