Teror Virus Corona

Asmara Abigail Tunjukkan Kondisi Italia yang Kosong, Baim Wong Syok Dengar Fakta Mengerikan : Gila !

Penulis: khairunnisa
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asmara Abigail kabarkan kondisi terbaru di Italia saat lockdown, Baim Wong terkejut

"Iya, jadi 23% penduduk Italia itu umurnya di atas 60 tahun," kata Asmara Abigail.

Terakhir, Asmara Abigail memberikan tips untuk mencegah penyebaran virus corona untuk masyarakat.

"Sebisa mungkin kalau kita mau keluar rumah pakai masker, pakai kacamata, pakai sarung tangan, pilih satu sepatu yang dipakai buat keluarga, jadi virusnya cuma nempel di sepatu," kata Asmara Abigail.

"Itu ngaruh ya ?" tanya Baim Wong.

"Iya itu ngaruh, jadi virusnya bisa nempel. Jadi bajunya direndam disinfektan. Kita mandi juga dicampur disinfektan. Karena ini lumayan bahaya," pungkas Asmara Abigail.

Kenapa Banyak Pasien Virus Corona Meninggal di Italia ?

Meski bermula dari China, namun salah satu negara dengan kasus kematian tertinggi akibat virus corona adalah Italia.

Data per 22 Maret 2020, lebih dari 47.000 orang di Italia terinfeksi virus corona dengan angka kematian sebesar 4.032 kasus.

Bahkan, Italia mencetak rekor tertinggi dengan 627 kasus kematian dalam 24 jam.

China sendiri memiliki jumlah orang terinfeksi dua kali lipat, yakni 81.250 kasus. Namun, jumlah kematiannya 3.253 kasus.

Hal ini berarti angka kematian di Italia mencapai 8 persen, dibandingkan China yang hanya 4 persen.

Sementara itu, Jerman yang memiliki 13.000 kasus infeksi hanya memiliki 42 kasus kematian atau 0,3 persen.

Sementara itu, Indonesia juga memiliki tingkat angka kematian yang tinggi.

Per 22 Maret 2020 pukul 15.52 WIB terdapat 514 kasus konfirmasi dengan jumlah kematian 48 kasus dan 29 kasus sembuh.

Sebanyak 437 kasus berada dalam perawatan.

Wabah Virus Corona, Hotman Paris Geram Lihat Warga Masih Kumpul di Kafe : Betapa Seriusnya Keadaan

RSUD Terima Sumbangan 100 Set APD dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB University

Tingkat kematian tinggi di Italia

Prof Walter Ricciardi, juru bicara Menteri Kesehatan Italia, mengatakan bahwa tingginya angka kematian di negara tersebut disebabkan oleh demografinya.

Italia memiliki populasi manula terbanyak kedua di dunia.

“Usia pasien yang meninggal di rumah sakit mayoritas adalah manula, dengan rata-rata usia 67 tahun,” tutur Ricciardi seperti dikutip dari Telegraph, Senin (23/3/2020).

Sebuah studi yang dilakukan oleh JAMA Network baru-baru ini menyebutkan bahwa hampir 40 persen infeksi dan 87 persen kematian di Italia terjadi pada pasien dengan usia lebih dari 70 tahun.

Kemudian, tingginya populasi manula berpengaruh terhadap terbatasnya fasilitas di rumah sakit yang tersebar di negara tersebut.

Pasien yang berusia lanjut memiliki kebutuhan untuk fasilitas yang memadai dan lengkap.

Jaringan rumah sakit di Italia kewalahan menghadapi hal ini.

Seorang perawat membawa perangkat darurat di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Rabu (11/3/2020).

Selain itu, Ricciardi juga menyebutkan bahwa tingginya mortality rate di Italia disebabkan oleh cara dokter/ petugas medis menghitung angka kematian.

“Pasien yang meninggal di rumah sakit yang menangani virus corona, dihitung sebagai pasien meninggal karena virus corona itu sendiri,” tuturnya.

Ricciardi menuturkan bahwa berdasarkan reevaluasi yang dilakukan oleh National Institute of Health, hanya 12 persen dari total pasien yang meninggal karena virus corona.

“Sementara 88 persen pasien memiliki setidaknya satu penyakit bawaan. Banyak yang memiliki dua atau tiga,” tambahnya.

Berita Terkini