Sriwijaya Air Jatuh

Sriwijaya Air Jatuh 4 Menit Usai Terbang, Pakar Duga Karena Elevator Copot: Kalau Rusak Terjun Bebas

Penulis: Uyun
Editor: khairunnisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sriwijaya Air jatuh 4 menit usai terbang, pakar menduga karena elevator copot, ini akibatnya

Andi Isdar Yusuf menduga, elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 copot setelah pesawat di ketinggian ribuan meter.

Pesawat itu hilang kontak 11 nautical mile lepas pantai Jakarta saat menanjak dari ketinggian 11,000 feet menuju 13,000 feet pukul 07.40 UTC atau sekitar pukul 14.40. (istimewa (Ist)

Elevator pesawat adalah kompartemen penting dalam penerbangan, maka begitu alat ini bermasalah, pilot tak bisa berbuat banyak.

Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pun hanya punya waktu dua menit untuk memperbaiki.

Karena lautnya dangkal, hanya 23 meter, kata Andi Isdar Yusuf, saat elevator copot, pesawat Sriwijaya Air pun langsung menghantam lumpur dan terhambur di dasar laut.

“Dugaan saya, elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 copot. Ini kompartemen penting dalam pesawat.

Kalau ini copot, pilot tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Andi Isdar Yusuf via telepon, Senin (11/1/2021) pagi, dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunTimur.

Baca juga: Keluarga Yakin Copilot Sriwijaya Air SJ 182 Selamat, Diego Mamahit Disebut Pernah Belajar Ini

Baca juga: UPDATE Sriwijaya Air SJ 182 - Serpihan Badan Pesawat hingga Pakaian Ditemukan

Menurut Andi Isdar Yusuf, situasi itu berlangsung sangat cepat, sehingga tidak ada yang bisa membantu.

“Begitu elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 copot, maka tidak ada yang bisa membantu, langsung terjun,” kata Andi Isdar Yusuf.

Praktisi hukum yang pemerhati penerbangan sipil, Andi Isdar Yusuf, yang juga Alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) juga mengatakan, elevator adalah kompartemen penting dan krusial di pesawat.

“Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” ujar Andi Isdar Yusuf.

ilustrasi elevator pesawat ()

Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.

“Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis. Saya menduga, elevatornya itu copot karena perawatan yang tidak maksimal.

Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja karatan, atau apala. Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf.

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Jasad Korban Ditemukan: Ada 10 Kantong Jenazah

Gerakan elevator pesawat ke atas dan ke bawah. Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas.

Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.

Halaman
123

Berita Terkini