Pengakuan Kakak Kelas yang Cabuli 4 Santri Laki-laki Saat Tidur: Kalau Santri Wanita, Takut Hamil

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pencabulan

Perbuatan bejatnya akhirnya terungkap setelah orangtua korban melaporkan aksi pelaku ke polisi.

Kini, sang oknum guru berinisial DD (44) itu terancam mendekam di penjara untuk waktu cukup lama jika terbukti bersalah telah mencabuli 9 muridnya laki-laki.

Baca juga: Cabuli 9 Murid Laki-laki dalam Setahun, Guru Ini Ajak Korban Selfie usai Beraksi, Terkuak Tujuannya

Baca juga: Cabuli 3 Murid PAUD, Mantan Guru Agama Akui Bergairah Lihat Anak-anak

Akibat perbuatannya, tersangka dijerat Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman pidana 15 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar.

Dilansir dari Kompas.com Selasa (15/12/2020), Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Anton mengatakan, pihaknya masih intensif memeriksa tersangka melalui tim penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

"Sejauh ini, pengakuan tersangka ada sembilan orang (korban). Namun, terus kita didalami terkait kemungkinan adanya korban baru," kata Anton.

Apalagi, tersangka melakukan tindak asusilanya itu dalam rentang waktu yang tidak sebentar, yakni dari 2018 hingga 2019.

"Karena itu, kami dari kepolisian, jika ada korban yang merasa pernah dicabuli tersangka silakan lapor ke polres," ujar dia.

Dikatakan Anton, aksi pencabulan dilakukan tersangka kepada para korbannya dengan cara beragam.

"Korban ada yang dicabuli lebih dari sekali, bahkan ada yang sampai 5 kali," ucapnya.

Para korban merupakan murid laki-laki dengan rata-rata usia 9-12 tahun.

Polisi menyita lima setel seragam sekolah korban, dan satu buah handphone milik pelaku sebagai barang bukti.

Selfie dengan Korban

Pelaku DD, yang merupakan seorang guru olahraga sekaligus wali kelas yang tega mencabuli 9 muridnya di sebuah madrasah ini rupanya selalu menyempatkan selfie dengan para korban setelah selesai melancarkan aksinya.

Foto hasil jepretan dengan para korbannya itu selalu ia simpan di ponsel miliknya.

Entah untuk apa tujuan guru olahraga melakukan swafoto dengan para korban.

Kebiasaan pelaku itu dibenarkan oleh AKP Anton.

Menurutna, pelaku berpura pura selalu melindungi para muridnya dengan memperlihatkan bukti foto.

"Iya benar, pelaku selalu mengambil gambar dengan para korban, mungkin ingin memperlihatkan bahwa pelaku ini dekat dan menanamkan kepercayaan," ujar Anton dilansir dari TribunJabar, Selasa.

(TribunnewsBogor.com/TribunLampung.com)

Berita Terkini