Hanya saja saat diperjalanan pulang kerap tercium bau seperti kampas rem.
"Saya tanyakan bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Yaudah kalau begitu mah berarti bagus," ucap Imam.
Hingga akhirnya dugaan rem blong pun mencuat.
"Pas di jalur menurun (Turunan Cae) dan belokan bus kenceng. Iya (rem blong) pas jalur menurun," katanya.
Sontak sopir dan penumpang panik hingga bus oleng ke kiri sebelum akhirnya masuk jurang.
"Saat itu, penumpang hanya bisa pasrah saja, karena bus sudah terlalu kenceng dan semuanya panik," ucapnya.
Bahkan, ia juga yang saat itu memegang anak, anaknya langsung terlempar bersama penumpang lainnya ke luar bus, hingga akhirnya selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Imam mengungkapkan bahwa saat itu banyak penumpang yang terlempar ke luar bus hingga tergeletak di lokasi kejadian dengan kondisi terluka.
"Saat itu siswanya hanya 22 orang, sisanya kebanyakan orangtua dan tokoh masyarakat," ujar Imam.
Sementara itu seperti dilansir dari Kompas.com, Tanjakan Cae dikenal ekstrem dan rawan kecelakaan.
Waslim, warga sekitar, menceritakan, selain menanjak jalur tersebut juga banyak kelokan.
Bagi sopir yang tidak mengenal medan memang harus berhati-hati saat melewati Tanjakan Cae, kata pria yang ikut menolong korban tersebut, Rabu (10/3/2021).
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham," katanya.
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," tambah Waslim.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munur menyebutkan hal senada.