KRI Nanggala Hilang Kontak

Curhat Ayah Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 : Saya Mohon Umumkan di Masjid

Penulis: Damanhuri
Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Matroji Sudiharjo (54) memegang foto anaknya, Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir, awak kapal selam Nanggala 402, Sabtu (24/4/2021).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Hingga saat ini tim gabungan masih mencari keberadaan KRI Nanggala 402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021).

Diketahui, KRI Nanggala-402 menghilang tepat 46 menit setelah izin menyelam pada Rabu (21/4/2021).

Kapal selam ini hilang kontak saat latihan menembak rudal D802 dan torpedo.

KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk alias tenggelam, Sabtu (24/4/2021), setelah dilakukan pencarian selama 72 jam.

Baca juga: Misteri Mayat Wanita Hamil Tua Terungkap, Jasad Korban Terbungkus Karung: Janin Bayinya Keluar

Konferensi pers penemuan serpihan dan barang-barang kapal selam KRI Nanggala-402 yang muncul di permukaan laut. (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Fase ini diumumkan setelah tim pencari menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang jadi bukti autentik.

"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam."

"Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRTI Nanggala" ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Sabtu, dilansir Tribunnews.

"Dengan adanya bukti autentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, menambahkan.

Serpihan yang ditemukan antara lain pelusur tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, botol oranye pelumas periskop, alas salat, dan spon untuk menahan panas pada presroom.

Sementara itu, ayah awak kapal selam KRI Nanggala-402, Matroji Sudiarjo (54) sangat berharap seluruh awak KRI Nanggala dapat ditemukan dengan selamat dari dasar laut.

Baca juga: Daftar 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang Jatuh Tenggelam, Semuanya Prajurit TNI AL

Menurut Matroji, putra sulungnya yakni Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir (26) yang berasal dari Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung berada dalam kapal selam KRI Nanggala-402.

Matroji mengaku awal tahu KRI Nanggala-402 hilang kontak, ia tak bisa diajak berbicara karena merasa sedih.

Pasalnya, Matroji dan sang istri tahu kabar KRI Nanggala-402 lewat YouTube.

“Begitu tahu Nanggala-402, lha itu kan kapal anak saya."

"Hari Rabu dan Kamis kemarin saya tidak bisa diajak ngomong (karena sedih),” bebernya.

Baca juga: VIRAL Reporter TV Nangis Ungkap Pilu Istri Kolonel Hary, Korban KRI Nanggala 402: Tabah Sampai Akhir

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. Hilang kontak pada Rabu (21/4/2021), kapal selam KRI Nanggala-402 diduga berada di palung dengan kedalaman 700 meter. (KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

Ia pun memiliki permintaan khusus pada kepala desa tempat ia tinggal setelah tahu kapal selam yang ditumpangi putranya hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021).

Matroji meminta pada Kepala Desa Pulotondo, Mawardi, agar setiap musala atau masjid mendoakan Faqihudin segera ditemukan.

“Saya mohon diumumkan di musala atau masjid."

"Supaya mendoakan anak saya agar bisa cepat ditemukan,” katanya, Sabtu (24/4/2021).

Lebih lanjut, Matroji mengungkapkan Faqihudin terakhir menelepon pada Senin (19/4/2021).

Saat itu, Faqihudin berpamitan akan berlayar dari Surabaya menuju Bali.

Menurut Matroji, sang putra selalu berpamitan setiap akan berlayar bersama KRI Nanggala-402.

“Kalau telepon pasti cerita mau berlayar ke mana, terus minta didoakan agar selamat,” ungkapnya.

Diduga Ada Keretakan

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menduga badan kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami keretakan besar sehingga turun hingga 800 meter di bawah permukaan laut.

Yudo menyebut keretakan ini memang dimungkinkan terjadi, mengingat kedalaman 700-800 meter di bawah permukaan laut punya tekanan yang kuat.

"Tentunya dengan peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan karena memang terjadi tekanan kedalaman yang sampai 700-800 meter, tentu ini akan jadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," kata Yudo dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).

Baca juga: TNI-Polri di Kota Bogor Doa Bersama untuk KRI Nanggala 402

Sejumlah barang yang diduga kuat merupakan bagian dari kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan dalam pencarian. (KOMPAS TV)

Bukti keretakan diperkuat pula dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik KRI Nanggala yang naik ke permukaan.

Setidaknya ada 5 jenis barang atau komponen yang ditemukan oleh tim SAR, dan diyakini kuat sebagai bukti otentik milik KRI Nanggala.

Temuan itu antara lain, kepingan pelurus tabung torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin, satu botol grase pelumas periskop kapal selam, potongan kecil spon - spon penahan panas, serpihan alas salat para ABK dan minyak solar di dalam botol yang diambil dari permukaan laut.

"Sehingga barang - barang ini terbukti keluar yang mana ini sebenarnya ada di dalam. Apalagi backbone penahan pelurus torpedo shoot ini sampai bisa keluar, berarti terjadi keretakan yang besar," tegas Yudo.

Baca juga: Pengakuan Pelaku yang Tusuk PSK Muda usai Bercinta Semalaman, Korban Kritis: Engga Punya Duit

Yudo menampik bila disebut terjadi ledakan pada KRI Nanggala. Sebab sonar tidak mendeteksi adanya ledakan.

Selain itu, barang - barang yang muncul ke atas permukaan laut hanya beberapa. Sehingga ia menyimpulkan KRI Nanggala nihil ledakan.

"Jadi bukan ledakan, kalau ledakan sudah ambyar semuanya. Ini retakan, jadi secara bertahap pada bagian tertentu mulai turun terjadi fase dari kedalaman 300, 400, 500 terjadi keretakan. Karena kalau ledakan pasti terdengar di sonar. Jadi bukan ledakan tapi lebih kepada keretakan," pungkas dia. (*).

(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com)

Berita Terkini