"Terima kasih atas kesediaan bapak ibu mengantarkan adik kami, saudara kami, kawan kami, dan panutan kami Markis Kido.
Mudah-mudahan Markis Kido bisa tenang di alam yang diimpikannya," kata salah satu perwakilan keluarga usai prosesi pemakaman.
"Bagi keluarga yang ditinggalkan, keluarga besarnya bisa ikhlas. Inilah yang terbaik buat Markis Kido, semoga bisa beristirahat dengan tenang," sambungnya.
Baca juga: Pria di India Wafat Tinggalkan 39 Istri dan 94 Anak, Ketua Menteri : Dia Kepala Keluarga Terbesar
Sementara itu, Ibunda Markis Kido, Zul Asteria mulai tampak tegar melepas kepergian putranya.
Sambil terbata-bata, ibunda Markis Kido menyebut almarhum ingin dimakamkan satu liang dengan ayahnya, Djumharbey Anwar yang telah berpulang pada 2008 silam.
Tak hanya itu, Markis Kido pun menyebut ingin meninggal dunia di lapangan bulu tangkis.
Hal itu karena olahraga itulah yang membuatnya banyak menuai prestasi.
“Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya. Tadi saya cuma bisa berdoa semoga masih bisa selamat,” kata Zul.
Detik-detik meninggalnya Markis Kido
Detik-detik meninggalnya legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido diungkapkan rekannya yakni Candra Wijaya yang berada di lokasi yang sama.
Candra Wijaya mengaku terkeju melihat rekannya itu tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Markis Kido meninggal dunia saat sedang bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang, Senin (14/6/2021) malam.
Baca juga: Kronologi Suami Gerebek Istri di Rumah Pak Kades, Ngaku Nikah Siri hingga Diajak Nyabu
Menurut Candra Wijaya, mantan pemain yang hadir di arena, Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim.
Saat itu sekitar pukul 18.30 WIB.
Candra mengatakan, dia langsung menolong Markis Kido yang kolaps di arena bulutangkis.