TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Meski masih dua setengah tahun lagi, Pilpres 2024 sudah hangat diperbincangkan.
Sejumlah tokoh politik sudah mulai dideklarasikan untuk maju sebagai capres.
Bahkan tak sedikit juga yang terang-terangan menyebut siap untuk maju di Pilpres 2024.
Ada empat nama yang selalu masuk dalam posisi teratas beberapa survei.
Nama-nama itu di antaranya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.
Rupanya dari kacamata pengamat politik, ada kemungkinan empat sosok ini akan bersatu.
Jika disatukan, maka para tokoh itu akan saling melengkapi.
Dilansir dari Tribunnews.com, Selasa (26/10/2021), Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengungkap prediksinya terkait kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Dalam survei elektabilitas tokoh nasional terbaru, Poltracking Indonesia menyebut ada tiga panggung strategis soal calon presiden 2024.
Ketiganya yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga: Prabowo Disebut Jadi Capres Pilihan Milenial dan Gen Z, Pengamat Ungkap Alasannya: Tak Banyak Gimik
Baca juga: Bukan dengan Anies Baswedan, Prabowo Ternyata Lebih Cocok Dipasangkan dengan Sosok Muda Ini
Menurut Hanta, dalam mengombinasikan capres dan cawapres, perlu adanya kekuatan yang saling melengkapi.
"Ketika kita membuat kombinasi ketua dan wakil, seandainya kita asumsikan mereka bersama juga saling melengkapi," ujarnya, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Selasa (26/10/2021) malam.
"Ini misalnya, ada beberapa nama, orang Jawa Timur basisnya Khofifah dan AHY, kalau Ganjar di Jawa Tengah sangat kuat, di Jawa Timur juga sudah cukup kuat. Jadi butuh di Jawa Barat misal Ridwan Kamil, santer disebut juga Erick Thohir dan sebagainya," tambah Hanta.
Hanta pun memprediksikan, tak menutup kemungkinan, di antara tiga nama dengan elektabilitas tertinggi itu dapat bersatu.
Contohnya, Ganjar dan Anies dapat bersatu, yang dianalogikan Hanta seperti saat Prabowo Subianto yang akhirnya merapat dalam jajaran Pemerintahan Presiden Jokowi.
"Tapi tidak menutup kemungkinan, belajar dari kemarin, ini prediksi saya, tidak kecil kemungkinannya belajar dari Prabowo ternyata akhirnya bergabung juga dengan Jokowi."
"Di antara tiga yang kuat itu mungkin bersatu. Jadi tidak menutup kemungkinan ternyata Anies dan Ganjar bersatu."
"Entah Ganjar capres atau Anies capres, atau sebaliknya. Bisa juga Pak Prabowo bergabung ke salah satu di antara keduanya, ini menarik juga," ungkap Hanta.
Di sisi lain, Hanta membeberkan, capres dan cawapres pada Pemilu 2024 perlu memperhatikan segmentasi dari pemilihnya.
Menurut survei Poltracking, Hanta mengatakan ada sekira tiga preferensi pemilih.
Baca juga: Prabowo hingga Airlangga Bakal Nyapres, Pengamat Sebut Gairah Para Ketum Parpol: Kesempatan Terakhir
Baca juga: Bukan Anies dan Ganjar, Prabowo Lebih Cocok Berduet dengan Sosok Ini, Pengamat : Baiknya Sosok Muda
Di antaranya seperti pemilih sosiologis yang memilih berdasarkan kesamaan isu sosial seperti agama, etnis, atau daerah.
Ada juga pemilih psikologis yang memilih berdasarkan karakter personal misalnya karena merakyat, tegas, atau cerdas.
Terakhir, pemilih rasional yang memilih berdasarkan kinerjanya, pengalamannya dan prestasinya.
"Di survei, kami membedah mungkin hampir merata kecenderungan preferensinya. Karena itu para calon presiden harus jeli, tidak bisa treatment kepada pemilih sama segmentasinya, bahasa politiknya, dan strategi komunikasinya," jelas Hanta.
"Saya kira penting untuk saling melengkapi basis sosiologis, psikologis maupun rasionalnya."
"Jadi sangat dinamis, jangan terburu-buru dalam menentukan peta politik," ujarnya.
Sosok Cawapres yang Cocok untuk Prabowo
Diberitakan TribunnewsBogor.com sebelumnya,
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya pun mengungkap sosok yang cocok menjadi cawapres Prabowo.
Ia pun menyebut dua nama yang menurutnya pantas, yakni Cak Imin dan Ridwan Kamil.
"Analisis saya kan hanya berdasarkan karakter personal branding seseorang yang dianggap cocok, yang bisa memberikan efek komplementer dari apa yang kurang dari sosok Pak Prabowo," kata Yunarto pada tayangan Apa Kabar Indonesia Malam, Jumat (22/10/2021).
Ia pun membeberkan kriterianya, yakni salah satunya sosok muda.
"Kemudian dia alangkah baiknya menurut saya dari latar belakang kepala daerah. Karena dia bisa menutupi keterbatasan ruang gerak Pak Prabowo yang hanya bisa bergerak saat ini sebagai sektoral sebagai menteri," jelasnya lagi.
Kemudian yang ketiga, lanjut Yunarto, terkait dengan bagaimana memiliki basis masa Islam.
"Kenapa? Simple, karena Pak Prabowo kita tahu secara personal branding lebih dikategorikan pemimpin nasionalis," ungkapnya.
Baca juga: Bukan Ganjar, Ini Sosok yang Disebut Cocok Jadi Cawapres Prabowo, Yunarto: Anies Mau Gak Jadi Wakil?
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo untuk Pemilu 2024 Dinilai Sejajar, Bagaimana dengan Anies?
"Saya menyebutkan ada nama sebetulnya bisa masuk dalam kategori itu, ada Ridwan Kamil walapun tidak punya partai," lanjut Yunarto.
Selain itu, calon lainnya yang mungkin yakni Anies Baswedan.
"Mungkin saja, walaupun pertanyaannya sekarang dalam kondisi berimbang, Anies Baswedan dengan Pak Prabowo, siapa yang mau jadi wakil, kan gak mungkin Pak Prabowo jadi wakil," ungkapnya.
Pada kategori tersebut, menurut dia, Cak Imin juga masuk meski elektabilitasnya belum tinggi dan belum masuk dalam survei.
"Tapi beliau memiliki barisan yang memang paling besar dalam konteks masa pemilih Islam yang dianggap mewakili NU. Tapi apakah sudah bisa dipastikan Cak Imin dianggap merepresentasikan seluruh masyarakat basis masa PKB? Itu yang jadi PR," bebernya.
Sebab berdasarkan survei, kata dia, ketika ditanyakan ke pemilih PKB, rata-rata belum memilih Cak Imin.
"Orang lebih banyak yang memilih Pak Prabowo, memilih Ganjar, dan memilih Anies. Saya pikir PR nya ada di situ, menguji bagaimana sikap atau statement Cak Imin yang mengatakan sudah solid," tandas Yunarto.
(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/Maliana/Reza Deni)