Model yang terbentuk ini digunakan untuk menguji senyawa herbal yang memiliki karakteristik yang sama dengan obat konvensional.
“Dengan demikian, efek dan fungsi dari senyawa herbal yang diprediksi ini berpotensi memiliki karakteristik yang sama,” tuturnya.
Ia menambahkan, penelitian lain terkait machine learning ini antara lain penentuan biomarker dan kandidat obat presisi dengan pendekatan multiomics pada kanker serta prediksi adverse drug reactions untuk mememperkirakan efek samping dari obat. (*)